Kim Jong Un Marah-Marah Usai Pejabat Korut Meninggal Setelah Disuntik Obat Dari Tiongkok
pixabay.com/mirkosajkov
Dunia

Pejabat tersebut dikabarkan adalah birokrat terpercaya yang telah bekerja di sektor ekonomi negara sejak negara tersebut diperintah oleh ayah Kim, Kim Jong Il.

WowKeren - Situs berita Daily NK yang berbasis di Korea Selatan melaporkan seorang pejabat tingkat tinggi yang merupakan bagian dari birokrasi ekonomi negara itu meninggal awal bulan ini setelah menerima dosis cocarboxylase. Obat ini biasa dipakai untuk mengobati rasa lelah dan diproduksi oleh Tiongkok.

Pejabat tersebut dikabarkan adalah birokrat terpercaya yang telah bekerja di sektor ekonomi negara sejak negara tersebut diperintah oleh ayah Kim, Kim Jong Il. Dia dirawat karena penyakit yang berhubungan dengan jantung dan tekanan darah tinggi di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Pyongyang.

Meski demikian, Daily NK melaporkan masih belum jelas apakah kematian pria itu akibat suntikan cocarboxylase. Namun outlet berita tersebut menyatakan jika Kim menjadi marah setelah mengetahui pejabat itu mungkin meninggal akibat pengobatan Tiongkok. Ia menyatakan kesedihan atas kehilangan "pejabat berbakat" tersebut.


Selanjutnya pemimpin Korut tersebut memerintahkan agar produk medis China "dikeluarkan" dari semua rumah sakit besar di Pyongyang. Tak hanya itu, laporan tersebut juga menyatakan jika larangan itu mencakup perintah agar semua vaksin COVID-19 buatan Tiongkok harus dihapus dari analisis yang sedang berlangsung.

Sebaliknya, kegiatan penelitian sekarang difokuskan pada produksi vaksin virus COVID-19 dari negara itu sendiri. Diketahui, Korea Utara telah menderita kekurangan makanan dan obat-obatan impor sejak menutup ketat perbatasannya tahun lalu akibat serangan pandemi.

Menurut The Guardian, akibat kebijakan itu perdagangan Korut dengan Tiongkok menyusut sekitar 80 persen tahun lalu. "Perekonomian Korea Utara berada di ambang resesi besar," kata Jiro Ishimaru, yang mengepalai situs Asia Press di Osaka dan mengoperasikan jaringan jurnalis warga di Korea Utara, kepada The Guardian.

Banyak orang yang menderita di negara itu. "Saya telah berbicara dengan kontak yang mengatakan ada banyak orang mengemis makanan dan uang di pasar, dan peningkatan jumlah tunawisma. Ada juga kebutuhan yang sangat mendesak akan antibiotik dan obat-obatan lainnya," tambahnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru