Hati-Hati! Varian Delta Menyebar Dengan 'Manfaatkan' Tingkat Vaksinasi Rendah dan Pelonggaran Prokes
AFP
Health

WHO memperingatkan bahwa Varian Delta, tingkat vaksinasi rendah, dan turunnya penggunaan masker serta prokes lain sebelum virus dapat dikendalikan dengan lebih baik akan 'menunda akhir pandemi'.

WowKeren - Varian Delta yang pertama kali ditemukan di India kini menimbulkan lonjakan kasus virus corona (COVID-19) di banyak negara. Varian ini dinilai menyebar dengan "memanfaatkan" tingkat vaksinasi rendah dan pelonggaran pembatasan protokol kesehatan di sejumlah negara.

Vaksin COVID-19 yang digunakan di negara-negara barat tampaknya masih menawarkan perlindungan yang kuat terhadap Varian Delta. Namun pekan ini, WHO memperingatkan bahwa Varian Delta, tingkat vaksinasi rendah, dan turunnya penggunaan masker dan prokes lain sebelum virus dapat dikendalikan dengan lebih baik akan "menunda akhir pandemi".

"Setiap penderitaan atau kematian akibat COVID-19 bersifat tragis," tutur Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, Dr. Rochelle Walensky, Kamis (1/7) malam. "Dengan vaksin yang tersedia di seluruh negeri, penderitaan dan kerugian yang kita lihat sekarang hampir seluruhnya dapat dihindari."

Sementara itu, Dr. Hilary Babcock dari Universitas Washington di St. Louis menyatakan bahwa AS masih rentan terhadap lonjakan dan rebounds jumlah kasus COVID-19. "Varian baru mampu menemukan celah dalam perlindungan kami," ungkap Dr. Babcock.


Hal ini ditunjukkan dari jumlah pasien rumah sakit dan ICU di kabupaten barat daya yang memiliki tingkat vaksinasi paling rendah di Missouri tiba-tiba melonjak. Kebanyakan adalah orang dewasa di bawah 40 tahun yang belum mendapat vaksinasi COVID-19.

Namun demikian, Varian Delta menimbulkan bahaya yang paling besar di negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah. WHO mengungkapkan bahwa Afrika mengalami peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang lebih cepat dari sebelumnya, sebagian didorong oleh varian baru.

Sementara itu, Fiji yang tahun lalu hanya melaporkan dua kasus kematian akibat COVID-19 kini mengalami lonjakan kasus positif signifikan yang dipicu oleh Varian Delta. Sedangkan daerah di Bangladesh yang berbatasan langsung dengan India turut mengalami lonjakan yang dipicu oleh varian baru tersebut.

Di Inggris, Varian Delta mulai menyebar usai pembatasan dilonggarkan pada Mei 2021 lalu. Kala itu, restoran, gym, dan sejumlah bisnis lain mulai dibuka kembali, sementara ribuan penonton sudah kembali menghadiri acara-acara olahraga.

Meski dilaporkan lebih mudah menular, belum diketahui apakah Varian Delta bisa membuat pasien lebih sakit parah. Menurut pakar Inggris, ada beberapa tanda awal bahwa Varian Delta dapat meningkatkan tingkat rawat inap, namun tidak ada bukti bahwa varian tersebut lebih mematikan.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait