2 Warga AS Ikut Tertangkap Dalam Kasus Pembunuhan Presiden Haiti
pixabay.com/Ilustrasi
Dunia

Kedua pria tersebut termasuk dalam 17 tersangka yang sudah berhasil ditahan dalam kasus pembunuhan Presiden Moise. Menurut Kepala Kepolisian Nasional Haiti, Léon Charles, 15 orang lainnya berasal dari Kolombia.

WowKeren - Haiti ditetapkan berada dalam keadaan darurat usai Presiden Jovenel Moise tewas tertembak di kediamannya pada Selasa (6/7) lalu. Kekinian, dua pria warga Amerika Serikat (AS) keturunan Haiti diduga turut ditangkap terkait kasus pembunuhan Presiden Moise.

Kedua pria tersebut termasuk dalam 17 tersangka yang sudah berhasil ditahan dalam kasus pembunuhan Presiden Moise. Kepala Kepolisian Nasional Haiti, Léon Charles, 15 orang lainnya berasal dari Kolombia.

"Kami akan membawa mereka ke pengadilan, ujar Charles dalam konferensi pers pada Kamis (8/7) malam. 17 tersangka pembunuh Presiden Moise tampak duduk terborgol di lantai.

Charles mengungkapkan tiga tersangka lainnya tewas terbunuh polisi dan delapan orang lainnya berada dalam pelarian. Dengan demikian, total ada 28 orang tersangka dalam kasus pembunuhan Presiden Haiti.


Sementara itu, pemerintah Kolombia menyatakan bahwa enam tersangka di Haiti, termasuk dua orang yang tewas terbunuh, adalah pensiunan anggota tentara Kolombia. Kepala polisi nasional Kolombia, Jenderal Jorge Luis Vargas Valencia, mengatakan Presiden Ivan Duque telah menginstruksikan komando tinggi tentara dan polisi Kolombia untuk bekerja sama dalam penyelidikan kasus tersebut.

"Sebuah tim dibentuk dengan penyelidik terbaik ... mereka akan mengirim tanggal, waktu penerbangan, informasi keuangan yang sudah dikumpulkan untuk dikirim ke Port-au-Prince," ungkap Vargas pada Kamis malam.

Adapun tersangka tertua dalam kasus ini berusia 55 tahun, sedangkan yang termuda bernama James Solages berusia 35 tahun. Dalam situs web badan amal yang dibuatnya untuk membantu penduduk di Florida selatan pada 2019, Solages mendeskripsikan diri sebagai "agen diplomatik bersertifikat", seorang advokat untuk anak-anak, dan politisi pemula.

Di halaman bio badan amal tersebut, Solages mengatakan bahwa dia sebelumnya bekerja sebagai pengawal di Kedutaan Besar Kanada di Haiti. Meski demikian, Kedubes Kanada masih belum memberikan komentar, sedangkan yayasan dan rekan Solages di badan amal terkait masih belum dapat dihubungi.

Pemerintah Haiti sendiri tidak memberikan rincian tambahan mengenai latar belakang Solages. Sedangkan Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya mengetahui laporan adanya warga AS keturunan Haiti yang ditahan, tetapi tidak dapat mengkonfirmasi atau berkomentar.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait