Korban Jiwa Banjir Tiongkok Jadi 33 Orang, Ini Analisis Soal 'Hujan Terlebat Dalam 1.000 Tahun'
Xinhua/AP/Zhu Xiang
Dunia

Presiden Tiongkok Xi Jingping juga telah angkat bicara mengenai situasi bencana banjir tersebut. Menurutnya, hujan deras tersebut telah membuat beberapa bendungan jebol.

WowKeren - Kota Zhengzhou di Provinsi Henan, Tiongkok, terendam banjir usai mengalami curah hujan yang disebut tertinggi dalam 1.000 tahun pada Selasa (20/7). Menurut pejabat cuaca, jatah hujan selama satu tahun mengguyur Kota Zhengzhou hanya dalam waktu tiga jam dan mengirimkan aliran air berlumpur melalui jalan-jalan, terowongan jalan, serta sistem kereta bawah tanah.

Menurut otoritas setempat, ratusan ribu orang di wilayah tersebut terkena dampak banjir. Fenomena ini juga merenggut setidaknya 33 korban jiwa.

Di wilayah terdampak paling parah, kengerian terjadi di sistem kereta bawah tanah. Air dilaporkan naik saat jam sibuk pada Selasa hingga mencapai leher penumpang. Setidaknya ada belasan orang yang tewas hingga akhirnya tim penyelamat berhasil mengeluarkan korban selamat dari gerbong.

Kala air surut, warga mulai memindahkan kendaraan ke tempat yang lebih tinggi dan berencana mengungsi dari kota yang terdampak banjir. Adapun ahli meteorologi mengeluarkan peringatan hujan "merah" dan memperingatkan ancaman tanah longsor serta banjir di wilayah sekitar.


Presiden Tiongkok Xi Jingping juga telah angkat bicara mengenai situasi bencana banjir tersebut. Ia mengungkapkan dampak hujan deras yang mengguyur Provinsi Henan tersebut.

"Beberapa sungai telah melampaui tingkat pemantauan, beberapa bendungan jebol, sementara beberapa layanan kereta api telah berhenti dan penerbangan dibatalkan, menyebabkan banyak korban jiwa dan kerugian harta benda," tutur Xi Jinping, Rabu (21/7). "Upaya pencegahan banjir menjadi sangat sulit."

Pakar cuaca lantas menganalisis alasan di balik rekor hujan pada Selasa lalu. Menurut Kepala Peramal Cuaca dari Pusat Meteorologi Nasional (NMC), Chen Tao, campuran topografi Henan dan Topan In-Fa mendukung fenomena hujan tersebut.

Chen menjelaskan meski topan belum mendarat di Tiongkok, di bawah pengaruh angin, "sejumlah besar uap air dari atas laut berkumpul menuju Henan" dan menyediakan sumber air untuk hujan. Iklim yang berubah juga membuat peristiwa cuaca ekstrem semacam ini menjadi lebih umum karena pemanasan global yang terus terjadi.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru