Pertumbuhan Perekonomian Tercepat Selama 30 Tahun Di Filipina Terjadi Saat Pandemi COVID-19
Dunia

Selama pandemi berlangsung, membawa dampak negatif bagi negara-negara di dunia, seperti penurunan ekonomi. Baru-baru ini, Filipina diketahui telah keluar dari resesi.

WowKeren - Pandemi COVID-19 yang menyerang negara-negara di dunia, membuat keadaan perekonomian mengalami kegoyahan. Salah satu negara yang mengalami akibat ini adalah Filipina.

Ekonomi Filipina akhirnya keluar dari resesi akibat COVID-19. Bahkan pertumbuhan perekonomian ini disebut tercepat dalam 30 tahun terakhir. Akan tetapi, jika pandemi masih terus berlangsung dan sejumlah kebijakan membatasi gerak masyarakat, dikhawatirkan dapat menghambat pemulihan dan meningkatkan ekspetasi bahwa kebijakan moneter akan tetap akomodatif selama sisa tahun 2021.

Saat ini, Produk Domestik Bruto (PDB) naik menjadi 11,8 persen pada kuartal yang berakhir pada Juni lalu. Sebelumnya, perekonomian Filipina mengalami kemerosotan yang didorong oleh pandemi COVID-19 selama satu tahun belakangan.

Berdasarkan catatan Badan Statistik pada Selasa (10/8) hari ini, ekspansi tahun ke tahun terbesar sejak kuartal 1988, karena permintaan domestik meningkat. Situasa ekonomi kembali ke pertumbuhan tahun ke tahun setelah lima kuartal berturut-turut mengalami kontraksi.


Salah seorang Ekonom dalam jajak pendapat kantor berita Reuters, memperkirakan bahwa ekonomi akan tumbuh 10 persen dari tahun ke tahun pada kuartal kedua. Setelah mengalami kontraksi rekor 17 persen di periode yang sama tahun lalu, dan menyusut 3,9 persen yang direvisi pada tahun lalu, tiga bulan pertama tahun 2021.

Angka-angka tersebut muncul menjelang peninjauan kebijakan moneter Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) pada pekan lalu. Di mana, secara luas diperkirakan akan mempertahankan tingkat kebijakan pada rekor rendah 2 persen. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Perencanaan Sosial Ekonomi Karl Chua.

"Kinerja yang kuat didorong oleh lebih dari sekadar efek dasar," tutur Karl. "Ini adalah hasil dari keseimbangan yang lebih baik antara penanganan COVID-19 dan kebutuhan untuk memulihkan pekerjaan dan pendapatan masyarakat."

Sementara itu, menurut ekonom Asia Bloomberg Economics, Justin Jimenez, bagaimanapun ekonomi akan mengalami kontraksi penyesuaian musiman 1,3 persen pada periode April-Juni. Hal ini terjadi setelah tumbuh 0,3 persen pada kuartal sebelumnya.

"Kontraksi berurutan untuk PDB Filipina, pada kuartal kedua menggarisbawahi pandangan kami bahwa pemulihan ekonomi kemungkinan akan tetap sangat bertahap," jelas Justin. "Dengan kembalinya wilayah ibu kota di bawah pembatasan ketat untuk menahan penyebaran varian Delta, ekonomi akan kembali terpukul."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru