Eropa Menjadi Satu-Satunya Benua Di Dunia Yang Alami Peningkatan Kasus Kematian Akibat COVID-19
Pexels/ Edward Jenner
Dunia

Benua Eropa disebut menjadi satu-satunya benua di dunia yang mengalami peningkatan kasus kematian akibat COVID-19. Peningkatan itu, salah satunya dikarenakan adanya lonjakan kasus.

WowKeren - Pandemi COVID-19 hingga saat ini masih membayangi setiap negara di dunia. Bahkan belakangan ini, sejumlah negara diketahui kembali mengalami lonjakan kasus, seperti Inggris.

Sementara itu, Eropa melaporkan peningkatan angka kematian mingguan sebesar 3 persen. Kenaikan ini, salah satunya didorong oleh lonjakan kasus di Inggris. Sedangkan benua lain mencatat lebih sedikit kematian dari sebelumnya.

Melansir UPI, berdasarkan Worldometers.info, secara garis, angka kematian akibat COVID-19 di dunia mengalami penurunan sebanyak 10 persen, menjadi 58.649 dengan total korban per Minggu (11/9) sebanyak 4.643.673. Sementara untuk kasus COVID-19 secara global juga mengalami penurunan dalam satu pekan terakhir sebanyak 15 persen dengan total 225.449.263 dari setiap benua.

Sementara di Eropa sendiri, kasus COVID-19 mengalami penurunan sebanyak 2 persen dengan kumulatif tertinggi di dunia yakni 56.820.025. Akan tetapi, total mingguan 841.989 berada di urutan ketiga setelah Asia dengan total kasus 1.473.082 dan Amerika Utara dengan 1.076.510 kasus.


Meskipun Eropa menjadi benua satu-satunya di dunia yang mengalami peningkatan angka kematian, masih menempati posisi ketiga di dunia. Peringkat pertama diduduki oleh Asia dengan total 23.426 dan Amerika Utara di posisi kedua dengan total 15.334 kasus.

Meski demikian, berdasarkan laporan dari The New York Times, Eropa masih menjadi benua yang memimpin dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Adapun 66,1 persen populasi telah menerima suntikan vaksin dosis pertama.

Pada Minggu (12/9) kemarin, Inggris melaporkan 56 kematian dan 29.173 kasus. Meski tengah menghadapi gelombang baru, Perdana Menter (PM) Boris Johnson berencana untuk mengungkap cetak biru di Inggris untuk mencegah penguncian penuh atau lockdown, termasuk kembali menutup sekolah dan pub.

Seperti yang diketahui, sebelumnya Inggris telah mencabut pembatasan pada 19 Juli lalu, di sebagian besar wilayahnya. Adapun pencabutan itu juga meliputi sektor perekonomian berdasarkan Undang-Undang COVID-19 yang berlaku.

"Saat-saat luar biasa ini membutuhkan tindakan yang diperlukan, tetapi mengganggu," terang Johnson. "Tetapi saya bertekad untuk menyingkirkan kekuatan apa pun yang tidak lagi kita butuhkan karena pertahanan vaksin kita."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait