Menlu Indonesia, menghadiri sebuah pertemuan internasional di Amerika Serikat (AS). Dalam pertemuan tersebut, banyak hal yang disampaikan, termasuk mengenai kehidupan rakyat Afghanistan.
- Tiara Yola Ade Ramadhanti
- Kamis, 23 September 2021 - 16:21 WIB
WowKeren - Pada Kamis (23/9) hari ini, atau Rabu (22/9) waktu Amerika Serikat (AS), Indonesia turut menghadiri pertemuan Menteri Luar Negeri (Menlu) G20. Dalam pertemuan tersebut membahas banyak isu, salah satunya mengenai krisis kemanusiaan yang terjadi di Afghanistan.
Sebagai informasi, dalam pertemuan tersebut, negara G20 diminta untuk ikut serta atau berkontribusi dalam mengatasi krisis kemanusian di Afghanistan. Dalam kesempatan tersebut, Menlu RI Retno Marsudi menyampaikan harapannya terkait pembentukan pemerintah yang inklusif di Afghanistan. Termasuk juga penghormatan hak perempuan dan memastikan agar Afghanistan tidak menjadi "sarang" teroris disampaikan Retno.
"Saya menyampaikan pentingnya Taliban memenuhi semua janji yang disampaikan," terang Retno dalam jumpa pers di New York, AS. "Diperlukan langkah nyata untuk memenuhi janji tersebut."
Lebih lanjut, Retno juga menyampaikan bahwa pentingnya negara G20 untuk ikut berkontribusi mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Afghanistan. Ia lantas menekankan bahwa keselamatan masyarakat Afghanistan adalah prioritas yang utama.
Kemudian, Retno juga menuturkan bahwa dunia internasional harus membantu Afghanistan dalam penanganan COVID-19. "Dengan mempercepat vaksinasi melalui mekanisme dose sharing, dan memenuhi kebutuhan dasar rakyat Afghanistan," imbuhnya.
Retno menegaskan bahwa semua bantuan internasional harus merujuk pada rakyat Afghanistan. Hal ini dikarenakan pendekatan pembangunan harus menjadi bagian dari strategi pembangunan di Afghanistan.
Kemudian, Retno membeberkan bahwa sebelumnya, PBB menggelontorkan dana sebesar 45 juta USD setara dengan Rp640 miliar dalam bentuk dana darurat untuk membantu sistem kesehatan Afghanistan. Adapun bantuan itu disalurkan dalam bentuk dana darurat untuk membantu sistem kesehatan Afghanistan.
Selain itu, Retno juga tak henti-hentinya menyuarakan harapannya untuk menyaksikan kesejahteraan rakyat Aafghanistan, termasuk penghormatan HAM dan hak-hak perempuan. Dalam pertemuan tersebut, ia menyatakan kekhawatirannya soal potensi kemunduran di Afghanistan pasca kekuasaan Taliban.
"Pada pertemuan ini, saya sampaikan kekhawatiran bahwa kemajuan yang selama ini telah dicapai di Afghanistan, dapat mengalami kemunduran, termasuk di bidang pembangunan dan pemberdayaan perempuan," jelas Retno.
Maka dari itu, Retno juga meminta agar dunia internasional bisa turut menyuarakan harapan-harapan yang sama dengan Indonesia. Ia menekankan masyarakat internasional harus bersatu dalam menyampaikan pesan dan harapan yang sama.
(wk/tiar)