Badai Kompasu Bikin Banjir-Longsor Dahsyat di Filipina, 9 Tewas dan Belasan Hilang
AFP
Dunia

Badai tropis Kompasu, atau dikenal juga sebagai Maring, menerjang Filipina hingga memicu banjir besar, tanah longsor, dan angin kencang. Sembilan orang dilaporkan tewas akibat bencana ini.

WowKeren - Selayaknya Indonesia, Filipina pun dihadapkan dengan berbagai bencana alam karena letak geografisnya. Termasuk yang baru-baru ini menerjang Filipina, yakni badai tropis Kompasu yang memicu banjir dan tanah longsor dahsyat.

Otoritas Filipina pada Selasa (12/10) pun melaporkan terdapat setidaknya 9 orang meninggal dunia dalam insiden ini, sedangkan belasan lainnya masih dinyatakan hilang. Sejumlah media menyebut terdapat 11 orang yang hilang, namun media lain mencatat ada 16 orang yang masih dalam pencarian.

Dewan Nasional Penanggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana Filipina (NDRRMC) menjelaskan korban tewas akibat badai Kompasu ini merupakan warga di sebuah pulau yang terletak di lepas pulau Puzon, provinsi bagian utara Filipina dan Palawan. Selain korban meninggal dan masih dalam pencarian, otoritas juga mencatat 2 orang terluka.

Otoritas melaporkan badai Kompasu memicu banjir di 15 daerah dan tanah longsor di 4 wilayah yang merusak ruas jalan serta jembatan sehingga mempersulit proses evakuasi juga. Badai Kompasu juga membuat lebih dari dua ribu warga harus mengungsi.


"Sekitar 7-8 desa barangays (desa) masih digenangi banjir karena drainase yang tersumbat atau kurang drainase," tutur pejabat NDRRMC setempat, Earl Timbancaya kepada AFP dikutip pada Rabu (13/10). "Namun sekarang ketinggian air sudah berkurang."

Badai Kompasu yang menerjang Filipina juga menimbulkan angin kencang yang merubuhkan pohon hingga berujung mematikan aliran listrik di daerah terdampak. Video yang beredar viral di media sosial pun menunjukkan beberapa petani daerah setempat yang berusaha menyelamatkan jagung yang mereka tanam, meski sebenarnya tidak terlalu banyak yang bisa diselamatkan.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte pun dilaporkan terus memantau respons NDRRMC terkait bencana alam tersebut, demikian disampaikan juru bicaranya Harry Roque. Ia juga memastikan anggota SAR selalu bersiaga di lokasi, sedangkan pemerintah tengah berusaha memulihkan aliran listrik, mengurangi genangan air, hingga membersihkan ruas jalan.

Badan Atmosfer, Geofisika, dan Astronomi Filipina mencatat badai Kompasu bergerak dengan kecepatan 100-125 km/jam. Meski demikian badai dahsyat tersebut akan menjauh dari Filipina mulai Selasa (12/10).

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru