Waspada! Korban Jiwa Penyakit Mematikan Ini Meningkat Gara-Gara COVID-19
AP/Felipe Dana
Dunia

Pandemi COVID-19 masih terus berusaha dikendalikan. Namun keberadaan pandemi ini rupanya membawa kemunduran dalam proses pengendalian penyakit menular dan mematikan lain.

WowKeren - Dampak pandemi COVID-19 sudah begitu nyata, terbukti dari angka kematiannya yang sudah menembus hampir 5 juta orang. Hingga kini, total terdapat 240 juta kasus positif COVID-19 yang telah terkonfirmasi, nyaris setara dengan jumlah populasi warga Indonesia.

Dan di tengah upaya pengendalian COVID-19 yang masih menemui sejumlah kendala, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap penyakit mematikan lain yang ikut "terkerek" naik tingkat fatalitasnya akibat pandemi. Yang dimaksud adalah Tuberkulosis alias TB (TBC).

Data WHO menyatakan terdapat 4,1 pasien meninggal dalam kondisi terinfeksi tuberculosis namun belum mendapat diagnosis resmi. Angka ini hampir dua kali lipat ketimbang data yang tercatat pada 2019 silam.

"Ini adalah berita yang mengkhawatirkan yang harus menjadi peringatan global," tegas Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Swiss, Kamis (14/10) waktu setempat. Menurutnya fenomena ini juga menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan masalah kesenjangan dalam diagnosis, pengobatan, dan perawatan bagi jutaan pasien TB, yang bisa ditutup dengan investasi dan inovasi.


"Untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade," ujar Direktur Program TB Global WHO, Dr Tereza Kasaeva, dikutip dari AFP, Jumat (15/10). "WHO melaporkan peningkatan kematian akibat tuberkulosis."

"Tuberkulosis adalah pembunuh menular nomor dua di dunia setelah COVID-19," imbuh Kasaeva. "(TB mampu) merenggut hampir 4.100 nyawa sehari. Sekitar 1,5 juta orang meninggal karena TB pada 2020."

Dan dengan adanya pandemi COVID-19 yang berkembang saat ini, situasi untuk pasien TB semakin buruk. Pasalnya dana-dana kesehatan banyak dialihkan untuk mengatasi wabah COVID-19, dan mereka dengan TB juga kesulitan mengakses fasilitas kesehatan karena lockdown.

Bukan cuma angka kematiannya yang meningkat, banyak pasien dengan potensi TB juga yang tidak bisa mengakses perawatan pencegahan. Hal ini memicu kekhawatiran WHO soal pandemi COVID-19 yang mengganggu layanan kesehatan penting bagi penyakit lain, sebuah kondisi yang tidak bisa dihindari saat ini.

"Laporan ini menegaskan ketakutan kami terkait gangguan layanan kesehatan penting (penyakit lain)," terang Tedros. "Karena pandemi bisa membuat kemajuan bertahun-tahun melawan tuberkulosis menjadi tidak berarti."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait