Eks Komisaris Garuda Indonesia Ungkap Adanya 'Iuran Misterius', Pilot Buka Suara
Nasional

Mantan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Peter F Gontha, mengungkapkan bahwa setiap pilot Garuda harus membayar iuran mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu per bulan.

WowKeren - Mantan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Peter F Gontha, mengungkapkan adanya "iuran gelap" yang dikenakan kepada pilot maskapai penerbangan tersebut. Dalam unggahan di akun Instagram-nya, Peter menyebut setiap awak kokpit Garuda Indonesia harus membayar iuran mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu per bulan.

"Sudah selama berpuluh tahun, hitung saja kalau pilot Garuda ada 1.000 - 1.500 orang. Berapa jumlahnya? Kemana uangnya? Sebaiknya diaudit," tulis Peter sembari mengunggah foto logo Asosiasi Pilot Garuda.

Terkait isu tersebut, Presiden Asosiasi Pilot Garuda (APG) Muzaeni lantas buka suara. Muzaeni membenarkan adanya iuran bulanan bagi kru pilot Garuda Indonesia, seperti organisasi pada umumnya.

"Ya namanya organisasi ada lah iurannya," ujar Muzaeni kepada detikcom pada Jumat (29/10).


Meski demikian, Muzaeni menyatakan bahwa besaran iuran pilot tersebut hanya Rp 175 ribu per bulan. Bukan Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu per bulan seperti yang diungkapkan Peter.

"Besarnya kalau dihitung ada lah Rp 175 ribu per bulan," ungkapnya.

Menurut Muzaeni, iuran tersebut digunkan untuk keperluan organisasi. Namun kala ditanya apakah itu mencapai ke lingkup manajemen Garuda Indonesia, Muzaeni tidak menjawab.

Di sisi lain, Peter sendiri memang beberapa kali mengkritisi Garuda melalui unggahannya di Instagram. Peter sempat menuliskan bahwa dirinya keluar dari Garuda karena tidak sejalan dengan pikiran para pemimpinnya.

Ia juga mengklaim pernah dituduh memperlambat atau mempersulit pencairan uang PMN (Penyertaan Modal Negara) yang disuntik negara kepada Garuda. Peter mengaku dipaksa untuk menyetujui penarikan Rp 1 triliun dari total Rp 7 triliun yang dijanjikan.

"Saya akhirnya tandatangan tetapai saya tahu itu sama dengan buang garam di laut. Sejak Februari 2020 saya sudah katakan satu satunya jalan adalah NEGO dengan para lessor asing yang semena-mena memberi kredit pada Garuda selama 2012-2016 yang juga saya tentang. Direksi tidak ada yg mau mendengar, DATA JEJAK DIGITALNYA ada pada saya," tulisnya. "Disitupun saya dimusuhi. Saya minta berhenti bulan Februari 2021 karena saya tidak ada guna saya di Garuda dan masih digaji terus dan dianggap selalu menghambat dan terlalu keras."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait