WHO Ingatkan Bahaya Tsunami COVID-19 Imbas 'Duet Maut' Omicron dan Delta
Anadolu Agency/Tayfun Coskun
Dunia

WHO menyayangkan dunia yang tidak bisa mencapai target 40 persen populasi tervaksinasi COVID-19 pada akhir 2021, yang kini semakin rentan karena varian Omicron-Delta.

WowKeren - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan soal potensi terjadinya "tsunami" COVID-19. Istilah ini sebelumnya dipakai saat menggambarkan tingginya kasus COVID-19 di India kala varian Delta menyerang.

Kekhawatiran akan terjadinya tsunami COVID-19 di berbagai penjuru dunia tidak lepas dari keberadaan varian Omicron dan Delta yang saat ini menjadi sorotan. Varian Delta sebelumnya sudah mendominasi dunia, sedangkan varian Omicron langsung dikhawatirkan sejak kemunculan pertamanya bulan November lalu.

Varian Omicron saat ini, menurut WHO, sudah mendominasi di sejumlah area seperti Afrika, Amerika Serikat, serta daratan Eropa. Sementara masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa varian Omicron menyebabkan keparahan gejala yang lebih ringan daripada Delta.

"Saya sangat mengkhawatirkan Omicron, karena sangat mudah menular dan menyebar di waktu yang bersamaan dengan Delta. Ini bisa berujung pada tsunami kasus," tutur Tedros dalam konferensi pers virtualnya. "(Krisis ini) bisa memberikan tekanan yang sangat tinggi bagi tenaga kesehatan yang sudah lelah dan sistem kesehatan bisa kolaps karenanya."


Berdasarkan laporan epidemiologi, WHO menjelaskan bahwa risiko keseluruhan terkait Omicron masih sangat tinggi. "Bukti yang konsisten menunjukkan bahwa Omicron memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan varian Delta," ujar Tedros melanjutkan, dikutip dari AP News, Kamis (30/12).

Direktur Program Kedaruratan WHO, Dr Michael Ryan, membenarkan bahwa kebanyakan pasien COVID-19 Omicron adalah dari non-kalangan rentan seperti lansia. "(Tetapi) saya khawatir kita belum melihat gelombang Omicron yang sebenarnya pada populasi yang lebih luas dan saya gugup untuk memprediksinya sampai kita melihat seberapa baik perlindungan vaksin terhadap populasi yang lebih tua dan rentan," kata Ryan.

Karena itulah, kembali Tedros mendorong dunia untuk segera mengakhiri ketimpangan distribusi vaksin COVID-19 di berbagai penjuru dunia. Tedros menyerukan agar dunia bisa bekerja sama untuk mencapai target 70 persen populasi dunia tervaksin pada awal Juli 2021.

"(Kalau tidak tercapai) bukan hanya menunjukkan buruknya moral kita, tetapi juga bisa merenggut lebih banyak nyawa dan virus mempunyai kesempatan untuk bersirkulasi dan bermutasi lebih jauh," pungkas Tedros.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait