Sistem Testing COVID-19 Australia Overload Imbas Omicron yang Kian Menyebar
Dunia

Australia yang selama satu setengah tahun ini menggunakan sistem pengujian konstan, pelacakan kontak, dan penguncian untuk menekan sebagian besar wabah, mencatat 47.799 infeksi baru

WowKeren - Pada Selasa (4/1) Australia mencatat lonjakan kasus COVID-19 ketika varian omicron menyebar di sebagian besar wilayahnya. Penyebaran omicron telah membuat sistem pengujian di negara itu kewalahan dengan waktu tunggu yang lama dan kurangnya stok.

Pandemi yang menyebar juga telah menaikkan tingkat rawat inap. Australia yang selama satu setengah tahun ini menggunakan sistem pengujian, pelacakan kontak, dan penguncian konstan untuk menekan sebagian besar wabah, mencatat 47.799 infeksi baru. Jumlah itu naik hampir sepertiga pada jumlah di hari Senin yang juga merupakan rekor.

Pihak berwenang di Victoria mengatakan satu dari empat orang yang datang untuk tes swab menunjukkan hasil positif. Pihak berwenang mengatakan hampir semua orang di unit perawatan intensif negara bagian itu tidak divaksinasi.

Para pemimpin politik di seluruh wilayah telah membentuk kembali pesan mereka untuk populasi yang lebih dari 90 persen divaksinasi. Sedangkan varian omicron sendiri menurut beberapa ahli medis lebih menular namun kurang ganas dibanding varian sebelumnya.


Setelah hampir dua tahun berkampanye untuk pengujian luas, pihak berwenang ingin orang tanpa gejala untuk melewati klinik yang didanai pemerintah. Di sini volume tinggi telah melambatkan waktu penyelesaian hingga beberapa hari, sehingga mereka mengambil tes antigen cepat mereka sendiri.

Namun rupanya itu justru membawa tekanan baru terkait penjualan alat uji rumahan, yang mengakibatkan laporan penimbunan, rak kosong, dan kenaikan harga pada beberapa alat yang belum terjual. Perdana Menteri Scott Morrison telah mengesampingkan subsidi alat tes pribadi, dengan alasan peran yang lebih tinggi untuk "tanggung jawab pribadi".

"Masalahnya saat ini adalah kurangnya (tes antigen cepat) benar-benar menghambat 'tanggung jawab pribadi'," kata Dr Chris Moy, wakil presiden Asosiasi Medis Australia kepada Radio ABC. "Dan itu adalah frustrasi yang merupakan lubang mencolok dalam pengelolaan COVID-19 saat ini."

Sementara itu, tingkat vaksinasi penuh di Australia hampir menyentuh angka 92 persen untuk orang di atas 16 tahun. Capaian ini membantu Australia menjaga tingkat kematian lebih rendah daripada wabah virus sebelumnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru