Prancis Temukan Varian COVID-19 IHU dengan Mutasi Tinggi, Lebih Bahaya dari Omicron?
Pixabay/iXimus
Dunia

Peneliti Prancis menemukan 12 kasus terkait virus Corona dengan mutasi B.1.640.2, yang kemudian diberi nama IHU. Ditemukan setidaknya 46 mutasi di spike protein varian ini.

WowKeren - COVID-19 varian Omicron belum sepenuhnya berhasil diatasi, terbukti dari semakin banyaknya negara yang mengonfirmasi kasus terkait. Kini peneliti dunia juga dibuat geger dengan temuan varian baru yang dijuluki "IHU".

Varian B.1.640.2 ini pertama kali dideteksi peneliti Prancis pada bulan Desember 2021 lalu. Namun kini varian IHU menjadi sorotan dunia karena diyakini memiliki 46 mutasi di virusnya.

Setidaknya sudah ada 12 kasus terkait varian IHU yang dikonfirmasi di dekat area Marseille, Prancis. Banyak dari antara pasien COVID-19 IHU tersebut yang masuk rumah sakit karenanya.

Keberadaan varian dengan tingkat mutasi yang begitu tinggi seperti IHU ini memicu kekhawatiran virusnya akan lebih kebal terhadap vaksin COVID-19 yang tersedia sekarang. Varian IHU sendiri diyakini terkait dengan perjalanan dari Kamerun, sebuah negara di Afrika.

Varian ini sementara dijuluki IHU lantaran ditemukan oleh peneliti di The Méditerranée Infection University Hospital Institute (IHU). Kendati demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum sepenuhnya terlibat untuk menginvestigasi varian ini.


Belum ada bukti konkret juga apakah varian IHU sudah keluar dari perbatasan Prancis. Kendati demikian, beredar klaim bahwa varian IHU sudah masuk ke Inggris.

Kepala Departemen IHU yang menemukan varian tersebut, Prof Philippe Colson, menjelaskan detail soal varian IHU telah dipublikasikan di jurnal daring bulan lalu. "Kami memiliki beberapa kasus terkait varian baru di Marseilles. Kami namai 'varian IHU'. Dua genom baru sudah kami serahkan," jelas Colson, dikutip dari news.com.au, Rabu (5/1).

Kasus perdana yang dijumpai disebut menginfeksi seorang pria yang sudah divaksinasi penuh. Ia baru kembali dari Kamerun pada November dan 3 hari kemudian ditemukan positif COVID-19. Ia juga mengalami gejala gangguan pernapasan ringan sehari sebelumnya.

Peneliti mengklaim menemukan 3 mutasi di protein lonjakannya, yakni kombinasi atipikal dengan negatif L452R, positif E484K, dan negatif E484Q. "(Kombinasi mutasi ini) tidak sesuai dengan pola varian Delta yang terlibat di hampir semua infeksi SARS-CoV-2 pada waktu itu," sambung peneliti dalam hasil publikasi mereka.

Pasien COVID-19 yang tinggal di area tersebut, termasuk juga beberapa anak, menunjukkan kombinasi mutasi serupa. "Hal ini menunjukkan pentingnya surveilans genomik," tegas peneliti.

Meski demikian, peneliti IHU juga menegaskan masih terlalu dini untuk menetapkan sebuah varian baru hanya dari 12 kasus yang ditemukan. Namun seyogyanya keberadaan mutasi virus Corona ini tetap diwaspadai, terutama untuk mereka yang kerap melakukan perjalanan internasional.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait