Wapres AS Kamala Harris Sempat Dievakuasi Karena Temuan Bom Pipa pada Hari Kerusuhan Capitol
Dunia

Kamala Harris sempat dievakuasi dari markas Komite Nasional Demokrat pada 6 Januari 2021 lalu karena sebuah bom pipa ditemukan di luar gedung. 6 Januari 2021 merupakan hari dimana pendukung Donald Trump menyerang Capitol Hill, Washington DC.

WowKeren - Sebuah laporan mengungkapkan bahwa Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris sempat dievakuasi dari markas Komite Nasional Demokrat (DNC) pada 6 Januari 2021 lalu karena sebuah bom pipa ditemukan di luar gedung. Pada saat kejadian, Harris masih menjadi Wapres AS terpilih dan baru dilantik dua minggu setelahnya.

Sebagai informasi, 6 Januari 2021 merupakan hari dimana sekelompok pendukung Donald Trump menyerang Capitol Hill, Washington DC. Mereka tumpah untuk memprotes hasil Pemilihan Umum yang berujung memenangkan Joe Biden sebagai Presiden AS berikutnya.

Berdasarkan laporan Politico, Harris dievakuasi beberapa menit setelah polisi Capitol mulai menyelidiki bom itu. FBI menggambarkan bom itu sebagai perangkat "layak" yang bisa diledakkan dan dapat mengakibatkan cedera serius atau kematian.

Sumber anonim Politico mengungkapkan bahwa Harris dievakuasi dari kantor DNC di Washington pada pukul 13.14, tujuh menit setelah polisi menangani bom tersebut. Ancaman dari bom pipa akhirnya bisa dinetralkan pada pukul 16.36.


Saat Harris dikawal dari gedung DNC, para pendukung Trump mulai bergulat dengan polisi di tangga gedung Capitol. Beberapa orang dari kelompok itu berhasil menerobos gedung setidaknya sekitar satu jam kemudian.

Tak hanya di depan gedung DNC, bom lain juga ditemukan di markas besar Komite Nasional Partai Republik (RNC). Ancaman bom di gedung RNC tersebut berhasil dinetralkan pada pukul 15.33.

Menurut FBI, kedua bom di gedung DNC dan RNC ditanam oleh orang yang sama pada 5 Januari 2021 malam. Bom itu kemudian ditemukan keesokan harinya. Hingga kini masih belum ada pihak yang ditangkap sehubungan dengan bom di DNC dan RNC tersebut

FBI sendiri telah menerbitkan serangkaian video yang menunjukkan terduga tersangka kasus tersebut pada bulan September lalu. FBI bersama dengan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak, menawarkan hadiah $100.000 atau setara Rp 1,4 miliar untuk informasi yang mengarah pada identifikasi orang dalam video itu.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait