PM Selandia Baru Jacinda Ardern Rela Batalkan Pernikahannya di Tengah Pengetatan Pembatasan COVID-19
Dunia

Sebagai informasi, Jacinda Ardern berencana menikahi tunangannya, Clarke Gayford. Pasangan ini diketahui telah dikaruniai seorang anak perempuan yang lahir pada tahun 2018 lalu.

WowKeren - Pada Minggu (23/1), Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengumumkan bahwa ia telah membatalkan pernikahannya di tengah pengetatan pembatasan COVID-19 di negara tersebut. Ardern menyatakan bahwa Selandia Baru akan beralih ke tingkat pembatasan "merah" tertinggi pada Minggu malam.

"Pernikahan saya tidak akan berjalan, tetapi saya hanya bergabung dengan banyak warga Selandia Baru lainnya yang memiliki pengalaman seperti itu sebagai akibat dari pandemi," ujar Ardern. "Dan kepada siapa pun yang terjebak dalam skenario itu, saya sangat menyesal. Tapi kami semua sangat tangguh dan saya tahu kita mengerti kami melakukan ini untuk satu sama lain dan itu akan membantu kami melanjutkan."

Sebagai informasi, Ardern berencana menikahi tunangannya, Clarke Gayford. Pasangan ini diketahui telah dikaruniai seorang anak perempuan yang lahir pada tahun 2018 lalu.

"Begitulah hidup," tutur Ardern kala ditanya tentang pembatalan pernikahannya. "Saya tidak berbeda dengan, berani saya katakan, ribuan warga Selandia Baru lainnya yang telah merasakan dampak yang jauh lebih dahsyat karena pandemi. Yang paling menyedihkan adalah ketidakmampuan untuk kadang-kadang menemani orang tercinta ketika mereka sakit parah. Itu akan jauh, jauh melampaui kesedihan yang saya alami."


Pengetatan pembatasan di Selandia Baru diumumkan usai pihak otoritas melaporkan adanya sembilan kasus Varian Omicron dalam satu keluarga di Motueka. Keluarga tersebut dikonfirmasi terpapar Omicron usai mereka melakukan perjalanan ke Auckland untuk menghadiri pernikahan, pemakaman, taman hiburan dan objek wisata akhir pekan lalu.

Seorang pramugari yang satu pesawat dengan keluarha tersebut juga dinyatakan positif terpapar COVID-19 Varian Omicron. Pramugari tersebut dilaporkan bekerja pada empat penerbangan tambahan kala dirinya berpotensi menularkan penyakit.

Sementara itu, status pembatasan "merah" di Selandia Baru akan membatasi kapasitas tempat-tempat jasa pelayanan maksimal 100 pengunjung yang telah divaksinasi. Jika wajib vaksin tidak diterapkan, maka kapasitas maksimalnya hanya 25 orang. Warga Selandia Baru juga diminta memakai masker di toko, transportasi umum, dan sekolah.

Ardern sendiri bersikeras bahwa status pembatasan "merah" ini bukan lockdown. Ia lantasn mendesak warga Selandia Baru untuk segera divaksinasi COVID-19.

"Strategi kami adalah memperlambat penyebaran Omicron, ini termasuk booster dan langkah-langkah kesehatan masyarakat seperti pemakaian masker dan pembatasan berkumpul sambil menjaga tekanan dari sistem kesehatan kami untuk melindungi mereka yang paling berisiko sakit," paparnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru