BPOM Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 Sinopharm Sebagai Booster, Ini Efek Samping yang Bisa Terasa
Nasional

Vaksin COVID-19 produksi Tiongkok tersebut telah didaftarkan PT Kimia Farma untuk penggunaan booster homolog pada usia dewasa 18 tahun atau lebih yang telah mendapatkan dosis primer lengkap sekurang-kurangnya enam bulan.

WowKeren - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah resmi menyetujui penggunaan Vaksin Sinopharm sebagai dosis ketiga alias booster. Vaksin COVID-19 produksi Tiongkok tersebut telah didaftarkan PT Kimia Farma untuk penggunaan booster homolog pada usia dewasa 18 tahun atau lebih yang telah mendapatkan dosis primer lengkap sekurang-kurangnya enam bulan. Vaksin Sinopharm ini menjadi vaksin COVID-19 ke-6 yang diizinkan BPOM untuk dipakai dalam vaksinasi booster.

"Sesuai persyaratan penggunaan darurat, Badan POM telah melakukan evaluasi terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin COVID-19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun ke atas," papar Kepala BPOM Penny K Lukito dilansir dari laman resmi BPOM pada Rabu (2/2).

BPOM menilai Vaksin Sinopharm sebagai booster umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Frekuensi, jenis, dan keparahan reaksi sampingan atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD) setelah pemberian booster Sinopharm disebut lebih rendah dibandingkan saat pemberian dosis primer.


Pihak BPOM mengungkapkan bahwa KTD yang sering terjadi meliputi reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, pembengkakan, dan kemerahan. Lalu ada pula reaksi sistemik seperti sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot, dengan tingkat keparahan grade 1-2.

"Persetujuan EUA Vaksin Sinopharm ini menambah alternatif vaksin booster homologus untuk platform inactivated virus," jelas Penny. "Karena itu, kami kembali menyampaikan apresiasi kepada Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 termasuk ahli di bidang farmakologi, metodologi penelitian dan statistik, epidemiologi, kebijakan publik, imunologi, kemudian ITAGI serta asosiasi klinisi atas kerja samanya yang memungkinkan vaksin ini segera rilis ke masyarakat."

Berdasarkan aspek imunogenitas, peningkatan respon imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat dibandingkan sebelum pemberian booster. Adapun respons imun setelah pemberian booster Sinopharm disebut lebih tinggi dibading pada saat vaksinasi primer.

Masyarakat pun diimbau BPOM untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan mensukseskan vaksinasi demi memutus rantai penyebaran COVID-19. BPOM juga berpesan agar masyarakat bijak dan berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan yang digunakan dalam penanganan COVID-19.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait