Karyawan Nekat Edit Foto Hasil Rapid Antigen Demi Dapat Cuti Seminggu
Unsplash/John Cameron
Dunia

Jika dilihat sekilas, memang tidak ada perbedaan dalam garis itu. Alhasil, hasilnya pun dipercayai positif sehingga karyawan itu mendapatkan jatah cuti selama tujuh hari.

WowKeren - Seorang karyawan di Malaysia melakukan aksi nekat demi mendapatkan hari libur dari perusahaan tempatnya bekerja. Betapa tidak, karyawan tersebut nekat memodifikasi hasil tes antigen yang dilakukannya hingga menunjukkan hasil positif COVID-19.

Karyawan itu mengatakan kepada media Malaysia bahwa triknya itu cukup mudah dilakukan dan tidak mudah ketahuan. Kebohongannya baru akan terbongkar jika foto diperiksa secara menyeluruh. "Itu mudah. Tidak ada yang bisa mendeteksinya kecuali mereka memeriksa fotonya secara menyeluruh," ujarnya.

Adapun triknya melibatkan penggunaan perangkat lunak pengedit foto untuk memodifikasi gambar hasil tes mandiri. Karena pria itu negatif COVID-19, hasil test kit-nya hanya menunjukkan satu garis. Namun ia kemudian menduplikasi garis tersebut dan meletakkannya di sebelah indikator "T" dengan menggunakan software itu.

Jika dilihat sekilas, memang tidak ada perbedaan dalam garis itu. Alhasil, hasilnya pun dipercayai positif sehingga karyawan itu mendapatkan jatah cuti selama tujuh hari. Untuk melengkapi tipu muslihat tersebut, gambar yang dipalsukan harus diserahkan ke aplikasi seluler pelacak COVID-19 MySejahtera.


Pria itu kemudian mengatakan bahwa dia menerima Perintah Pengawasan Rumah tidak lama setelah itu. Dia tidak dipanggil untuk pergi ke klinik atau pusat penilaian karena dia dianggap bukan pasien berisiko tinggi, jadi tidak ada yang tahu.

Praktik ini tak hanya dilakukan oleh karyawan tersebut. Ada pula yang menyombongkan diri menyampaikan hasil tes positif COVID-19 namun meminjamnya dari teman atau kerabat.

The Star melaporkan bahwa seorang wanita memalsukan tes COVID-19 sebagai upaya terakhir dengan menggunakan hasil tes positif temannya untuk mendapatkan cuti karantina untuk merawat putranya yang berusia dua tahun. Dia mengklaim bahwa pengasuhnya harus pergi karena keadaan darurat keluarga dan permohonan cutinya ditolak.

Sementara itu, pengusaha mengatakan mereka percaya bahwa ada kemungkinan penyalahgunaan dengan sistem pelaporan COVID-19 saat ini karena tidak diperlukan sertifikat medis dari dokter. Pihak berwenang Malaysia telah menyarankan atasan untuk mengambil tindakan disiplin terhadap pelanggar.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait