Sebut Hujan Berhenti di Mandalika Bukan Berkat Pawang, BMKG: Karena Durasinya Sudah Selesai
Instagram/rara_cahayatarotindigo
Nasional

Aksi ritual pawang hujan bernama Rara Isti Wulandari saat mengusir hujan dari Sirkuit Mandalika menarik banyak sorotan. Kekinian, aksi pawang hujan tersebut ditanggapi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

WowKeren - Berbagai momen menarik terjadi di ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia di Sirkuit Mandalika. Salah satu yang paling ramai menjadi perbincangan adalah kehadiran pawang hujan bernama Rara Isti Wulandari.

Aksi ritual Rara saat mengusir hujan dari Sirkuit Mandalika menarik banyak sorotan, bahkan dari media asing. Hingga Senin (21/3) malam, kata kunci "Pawang", "Rara", dan "Mandalika" masih masuk dalam jajaran trending topic Twitter Indonesia.

Kekinian, aksi pawang hujan tersebut ditanggapi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Pihak BMKG menilai pawang hujan merupakan bentuk kearifan lokal, namun sulit dibuktikan secara ilmiah.

"Ya sebenarnya kalau dilihat pawang hujan itu adalah suatu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat. Secara saintis itu sulit untuk dijelaskan," tutur Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Senin (21/3).


Guswanto menjelaskan bahwa BMKG memiliki prediksi tersendrii mengenai prakiraan cuaca. BMKG sebelum sudah memperkirakan bahwa akan terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di Mandalika pada 17-20 Maret 2022.

"Kemudian tanggal 20 diperkirakan juga hujan lebat disertai badai petir, kenapa perkiraannya itu? Karena pada waktu itu terjadi bibit siklon tropis 93F yang dampaknya itu memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di Mandalika," paparnya.

Ada momen hujan berhenti pada saat pawang hujan beraksi. Menurut Guswanto, hal tersebut merupakan suatu kebetulan. Ia menilai bahwa hujan berhenti karena faktor durasinya sudah selesai.

"Dan buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan nggak berhenti juga. Artinya itu jadi sebenarnya kemarin waktu berhentinya itu bukan karena pawang hujan, karena durasi waktunya sudah selesai," terangnya. "Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu. Kira-kira jam 16.15 itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan kalau dilihat dari prakiraan nasional analisis dampak yang kita miliki BMKG."

Lebih lanjut, Guswanto kembali menyatakan pawang hujan merupakan suatu kearifan lokal yang tak dapat disatukan dengan sains. "Sebenarnya kalau cerita tentang pawang hujan itu adalah kearifan lokal yang mereka miliki, dan itu tidak bisa dicampuradukkan dengan antara sains dan kearifan lokal," tukasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait