6 Ribu Korban Luka Diperkirakan Akan Meninggal Karena Kurang Perawatan Saat Ada Gempa Besar Di Tokyo
Unsplash/Tom Rickhuss
Dunia

Sebuah tim peneliti yang sebagian besar dari Nippon Medical School merilis skenario terkait korban jiwa di kalangan individu yang sangat membutuhkan rawat inap saat gempa berkekuatan magnitudo 7 atau lebih terjadi langsung di bawah Tokyo.

WowKeren - Para ahli memperkirakan gempa bumi besar akan terjadi di bawah wilayah metropolitan Tokyo, Jepang, dalam waktu 30 tahun. Angka kematian yang tinggi diasumsikan dalam skenario tersebut, dan setidaknya ada 6 ribu korban luka-luka yang diperkirakan akan meninggal karena tidak menerima perawatan medis tepat waktu.

Sebuah tim peneliti yang sebagian besar dari Nippon Medical School merilis skenario terkait korban jiwa di kalangan individu yang sangat membutuhkan rawat inap saat gempa berkekuatan magnitudo 7 atau lebih terjadi langsung di bawah Tokyo. Gempa dengan skala tersebut akan sebanding dengan Gempa Besar Hanshin 1995 yang merenggut 6.434 jiwa dan Gempa Kumamoto pada tahun 2016 yang menewaskan 276 orang.

Apabila gempa dengan magnitudo 7,3 melanda daerah tersebut, pemerintah pusat memperkirakan akan ada 23 ribu korban jiwa di Tokyo dan prefektur Kanagawa and Saitama. Pemerintah metropolitan Tokyo memperkirakan jumlah korban luka-luka di Ibu Kota akan mencapai sekitar 20 ribu orang.

Para peneliti melakukan simulasi terkomputerisasi untuk melihat bagaimana 20 ribu orang yang terluka akan mendapatkan perawatan medis yang tepat selama sembilan pasca gempa. Menurut penelitian tersebut, 25 persen dari semua penduduk yang terluka di Tokyo akan meninggal karena tidak bisa mendapatkan perawatan yang diperlukan. Meski demikian, jumlah kematian tersebut bisa diturunkan menjadi hampir nol apabila jumlah total orang yang terluka bisa dikurangi hingga 40 persen dari angka yang diproyeksikan.

"Citra samar dari banyak cedera yang mengakibatkan situasi medis yang mendesak telah digambarkan dengan jelas melalui data numerik," jelas Akira Fuse, seorang profesor kedokteran bencana di sekolah tersebut. "Tujuan menghilangkan kematian akibat cedera yang tidak diobati dapat dicapai dengan menurunkan cedera hingga 40 persen dari perkiraan."


Sebagai informasi, Gempa Besar Hanshin telah membuat 500 orang meninggal dunia karena kurangnya perawatan di rumah sakit. Bencana tersebut kemudian mendorong pemerintah Jepang untuk menunjuk rumah sakit pusat tahan gempa yang akan memainkan peran kunci dalam upaya bantuan bencana secara nasional. Rencananya, pasien juga akan diangkut ke pusat kesehatan di luar daerah yang dilanda bencana.

Dalam simulasi terkomputerisasi terbaru, orang yang terluka pertama-tama akan diprioritaskan di rumah sakit terdekat atau fasilitas sedekat mungkin. Dengan demikian, mereka yang membutuhkan perawatan penyelamatan jiwa akan langsung dipindahkan ke salah satu dari 84 fasilitas medis inti yang ditunjuk pemerintah di Tokyo.

Sedangkan mereka yang mengalami cedera ringan akan dikirim ke 136 rumah sakit tingkat menengah yang dipilih oleh pemerintah metropolitan Tokyo. Namun studi tersebut memperkirakan bahwa pasien luka-luka pada akhirnya tetap akan meninggal meski telah dikirim ke rumah sakit. Selama sembilan hari setelah gempa melanda, diperkirakan 6.272 dari 20.000 orang yang terluka akan meninggal karena mereka tidak menerima perawatan medis yang tepat.

Berdasarkan simulasi komputer tersebut, sekitar 5.000 orang dari total 6.272 diperkirakan akan meninggal sebelum mereka mendapat perawatan di rumah sakit yang ditunjuk pemerintah. Sedangkan 1.212 orang sisanya diperkirakan akan meninggal di rumah sakit yang ditunjuk pemerintah sebelum ada tempat tidur yang tersedia atau saat mereka dipindahkan ke pusat-pusat yang ditunjuk pemerintah di mana bantuan tersedia.

Tim peneliti mencoba mengulangi simulasinya dengan mengubah jumlah tempat tidur rumah sakit, ambulans, dan helikopter yang tersedia. Meski demikian, perbedaan tersebut tidak mengarah pada peningkatan dramatis dalam angka kematian atau tingkat kematian di kalangan korban luka yang tidak diobati.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru