300 Wanita Jadi Korban Terapi Cepat Hamil Abal-abal di Banyuasin, Harus Makan Garam Hingga Melati
Pixabay/Pexels
Nasional

Kasus penipuan berkedok pengobatan alternatif untuk terapi cepat hamil akhirnya terungkap. Polisi mengungkap ada 300 lebih wanita yang menjadi korban pengobatan abal-abal tersebut.

WowKeren - Ada-ada saja kedok penipuan yang ada di Indonesia. Baru-baru ini, polisi mengungkap kasus penipuan berkedok terapi pengobatan alternatif agar bisa cepat hamil. Kasus tersebut terjadi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel).

Hingga kini diketahui ada 300 orang yang menjadi korban penipuan tersebut. Sementara yang menjadi pelakunya tiga perempuan masing-masing bernama Sarwati alias Teteh (50), Mariah Abdul Malik, dan Dwi Indra Nur Welly.

Kasus ini akhirnya terbongkar saat seorang pasien merasakan keanehan terhadap dirinya. Awalnya para pelaku menyebut korban telah hamil. Untuk menyakinkannya, para pelaku menunjukkan hasil test pack positif kepada korban. Padahal pelaku sebelumnya telah mencelupkan test pack di urine perempuan hamil lain.

Korban yang sudah percaya kemudian dimintai uang sebagai biaya pengobatan. Tapi selang beberapa waktu, korban tidak merasakan tanda-tana kehamilan, hingga akhirnya ia pergi ke dokter kandungan dan ternyata dinyatakan tidak hamil.

Ia kemudian baru menyadari telah menjadi korban penipuan lewat pengobatan alternatif cepat hamil. Korban kemudian membuat laporan ke Polsek Talang Kelapa Banyuasin.


Dalam praktiknya, pelaku meminta korban untuk makan garam hingga bunga melati. Ia menjelaskan, pelaku memakai berbagai macam metode untuk melancarkan aksinya.

"Pelaku Teteh ini, menerapi korban dengan cara diurut. Setelah korban diurut, pelaku Mariah menyarankan agar korban mengkonsumsi tiga butir garam dan bunga melati sebanyak tujuh buah. Korban juga diminta menyediakan dua botol air mineral, sebagai syarat pengobatan," ujar Kapolsek Talang Kelapa Kompol Sigit Agung Susilo mengkonfirmasi kasus tersebut.

Sampai saat ini sudah ada 300 orang yang jadi korban. Meski begitu jumlah korban sepertinya akan terus bertambah dengan menyusul adanya korban lain yang melapor.

"Dari data yang kami terima, korbannya sebanyak 300 orang. Itu baru yang di Banyuasin dan seputaran Palembang. Belum lagi korban yang di luar kota yang kami prediksi lebih banyak lagi," ungkapnya.

Sementara itu, kerugian yang dialami para pasien ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. Setiap pasien memberikan uang nazar yang berbeda-beda untuk bisa diobati para pelaku. Ada sseeorang yang bahkan menderita kerugian capai Rp 15 juta.

Pelaku Sarwati alias Teteh, Mariah dan Dwi, bersekongkol untuk melakukan penipuan ini. Pelaku Sarwati alias Teteh sama sekali tidak memiliki keahlian baik dalam bidang pengobatan alternatif maupun medis. Pelaku Teteh mengaku, bila praktek yang dilakukan sudah tiga tahun berjalan.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait