Meski Kasus COVID-19 Melonjak, Taiwan Tegaskan Tak Akan Terapkan Lockdown Seperti Shanghai
Dunia

Seperti yang diketahui, kebijakan lockdown COVID-19 di Shanghai sangat ketat dalam mengatasi lonjakan kasus yang terjadi. Sementara Taiwan tidak akan mengikuti kebijakan tersebut.

WowKeren - Pandemi COVID-19 hingga saat ini diketahui masih melanda negara di dunia, termasuk di antaranya Taiwan. Bahkan angka kasus COVID-19 di Taiwan disebut mengalami peningkatan.

Meski demikian, Taiwan menegaskan tidak akan melakukan penguncian atau lockdown seperti Shanghai untuk mengendalikan peningkatan kasus COVID-19 domestik. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari meeka yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau hanya gejala ringan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Perdana Menteri (PM) Taiwan Su Tseng-chang pada Sabtu (23/4) hari ini. Tidak hanya itu, Su Tseng-chang pun berjanji untuk terus membuka diri.

Sebagai informasi, Taiwan sendiri telah menghadapi lonjakan kasus lokal sejak awal tahun, tetapi jumlahnya secara keseluruhan tetap kecil yakni 18.436 kasus, sejak 1 Januari untuk populasi sekitar 23 juta dan hanya empat orang yang meninggal.

Di samping itu, dengan didukung oleh tingkat vaksinasi COVID-19 yang tinggi, pemerintah telah mempromosikan "model Taiwan baru", belajar untuk hidup dengan virus secara bertahap dan menghindari penutupan ekonomi, tidak seperti di Shanghai yang pada minggu ketiga penguncian untuk mengendalikan pandemi.


Sementara itu, kepada wartawan, Su mengatakan bahwa pemerintah yakin dengan langkah-langkah yang diambil dan "beruntung" lebih dari 99 persen kasus tidak menunjukkan gejala atau memiliki penyakit ringan.

"Kami akan menghadapinya secara bertahap dan tidak akan seperti Shanghai dan melakukan lockdown, tetapi kami juga tidak akan serta merta berhenti memakai masker dan tidak melakukan tindakan antipandemi," beber Su, dikutip Sabtu (23/4).

Lebih lanjut, Su menuturkan bahwa pemerintah memperkirakan kasus harian COVID-19 akan mencapai 10 ribu kasus pada akhir bulan dan telah memperingatkan puncaknya kemungkinan beberapa minggu lagi. Kemudian, lebih banyak vaksinasi dan tes COVID-19 juga sedang dalam proses untuk membantu mengatasi peningkatan infeksi.

"Mempersiapkan langkah selanjutnya dalam pembukaan kembali dan mengurangi jumlah waktu yang harus dihabiskan orang-orang dengan COVID-19 atau kontak mereka di karantina," jelas Su.

Di sisi lain, pemerintah juga telah memotong masa karantina untuk semua kedatangan di Taiwan dari dua minggu menjadi 10 hari. Lalu juga tengah mempertimbangkan pengurangan bertahap lebih lanjut karena tampaknya akan kembali membuka perbatasannya.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait