Karyawan Twitter Resah Setelah Perusahaan Jatuh ke Tangan Elon Musk, Kenapa?
Unsplash/Souvik Banerjee
Dunia

Komunikasi internal yang bocor itu mengungkapkan bahwa karyawan di platform media sosial itu dilanda keputusasaan dan kemarahan tentang upaya Elon Musk.

WowKeren - Miliarder dunia Elon Musk telah mengakuisisi Twitter setelah membelinya secara tunai seharga lebih dari 600 triliun rupiah. Kini, Sebuah komunikasi internal Twitter yang bocor mengungkapkan kecemasan karyawan terkait akuisisi tersebut.

Komunikasi internal yang bocor itu mengungkapkan bahwa karyawan di platform media sosial itu dilanda keputusasaan dan kemarahan tentang upaya Musk selama sebulan untuk mengakuisisi perusahaan. Kesepakatan yang terjadi belum lama ini mengakhiri kisah selama sebulan yang dimulai dengan Musk pertama kali men-tweet polling dan pemikirannya tentang penurunan kebebasan berbicara di Twitter.

Seorang insinyur keandalan situs mengatakan, "Secara fisik ngeri menonton Elon berbicara tentang kebebasan berbicara."

Lalu karyawan lainnya yang merupakan seorang insinyur perangkat lunak staf senior yang menyebut Musk sebagai "lubang". Berusaha menghibur teman-temannya, dia berkata, "Kita semua melalui lima tahap kesedihan dalam siklus dan saraf semua orang lelah."


Seorang teknisi video staf senior mengatakan bahwa dia akan berhenti. "Bukan tempat untuk mengatakannya mungkin, tapi saya tidak akan bekerja untuk perusahaan ini setelah pengambilalihan," tulisnya.

Banyak karyawan yang marah dengan pengambilalihan itu. Bahkan beberapa dari mereka memperingatkan bahwa komunikasi mereka di Slack dapat digeledah. Alhasil, karyawan kemudian memindahkan percakapan mereka ke perangkat pribadi mereka menggunakan aplikasi obrolan terenkripsi Signal.

Menjelang kesepakatan yang terjadi pada hari Senin (25/4), karyawan Twitter telah berminggu-minggu curhat di Slack tentang Musk dan membela penegakan moderasi platform. "Twitter milik M*sk adalah salah satu ancaman terbesar bagi pemilu 2022 dan 2024. Kami kacau jika ini terjadi," tulis seorang staf sebagaimana dilaporkan.

Tidak semua karyawan menyimpan pandangan mereka dalam obrolan bisnis internal. Beberapa komentar terkuat terhadap Musk dibuat secara publik di akun Twitter karyawan.

Meskipun banyak komentar internal Slack secara pribadi kritis terhadap Musk dan pandangannya, beberapa karyawan tidak begitu marah. "Saya tidak tahu banyak tentang dia, saya tidak terlalu peduli. Saya hanya ingin kebebasan berbicara menjadi prioritas tertinggi," kata seorang staf wanita.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait