Sudah Dimasukkan ke Kantong Mayat, Pasien Corona Lansia di Shanghai Ini Ternyata Masih Hidup
AFP/Ye Aung Thu
Dunia

Adapun pemerintah setempat telah mengkonfirmasi kesalahan tersebut pada Senin (2/5) pagi. Insiden itu dilaporkan terjadi pada Minggu (1/5) sore dan memicu kehebohan online.

WowKeren - Seorang pria lansia di Shanghai, Tiongkok, dikira telah meninggal dunia karena COVID-19 oleh staf panti jompo. Namun petugas yang mengangkut kantong mayatanya dalam perjalanan ke krematorium menemukan bahwa pria tersebut masih hidup dan bernapas.

Dalam video yang beredar, tampak beberapa petugas dengan APD lengkap menurunkan sebuah kantong mayat berwarna kuning dari mobil hitam. Salah satu petugas tampak membuka kantong mayat tersebut dan tampaknya menemukan sang pasien dalam kondisi hidup.

Pasien lansia tersebut kemudian dibawa masuk kembali ke panti jompo. Disebutkan bahwa pasien tersebut kini berada dalam kondisi stabil.

Akibat insiden tersebut, lima orang pejabat akhirnya dipecat. Dokter yang menandatangani sertifikat kematian pria lansia itu juga diberi sanksi.

Adapun pemerintah setempat telah mengkonfirmasi kesalahan tersebut pada Senin (2/5) pagi. Insiden itu dilaporkan terjadi pada Minggu (1/5) sore dan memicu kehebohan online.


Sementara itu, wabah COVID-19 yang telah menutup sebagian besar Shanghai tampaknya sudah berkurang. Jumlah kasus COVID-19 harian turun di bawah angka 10 ribu selama akhir pekan.

Shanghai mencatat sekitar 7.000 kasus per hari pada hari Sabtu dan Minggu. Angka tersebut turun drastis dibanding dari hampir tiga minggu lalu kala Shanghai mencatat 27.605 kasus pada 13 April.

Shanghai melaporkan 32 kematian, meningkatkan jumlah kematian menjadi 454. Sebagian besar korban merupakan lansua dan banyak yang tidak divaksinasi.

Di sisi lain, pihak berwenang telah memulai pelonggaran terbatas dari lockdown yang telah mengganggu kehidupan jutaan penduduk Shanghai. Diketahui, banyak warga yang telah dikurung di apartemen mereka selama tiga minggu atau lebih. Mereka melaporkan kesulitan memesan pengiriman makanan di hari-hari awal lockdown.

Pemerintah Tiongkok diketahui tetap berpegang pada pendekatan "nol-COVID" yang membatasi perjalanan, menguji massal seluruh kota dan mendirikan fasilitas sementara yang luas untuk mencoba mengisolasi setiap orang yang terinfeksi. Lockdown dimulai dengan bangunan dan lingkungan tetapi menjadi seluruh kota jika virus menyebar luas.

Banyak pakar luar mengatakan sudah waktunya bagi Tiongkok untuk mengubah arah. Lockdown membantu membeli waktu kritis pada awal pandemi, tetapi strategi nol-COVID tidak lagi masuk akal dari perspektif kesehatan masyarakat dan membebankan biaya sosial ekonomi.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru