Belum Ada Vaksin, Peternak Obati Hewan Terjangkit PMK Dengan Cara Sendiri
Instagram/kementerianpertanian
Nasional

Peternak di Sidoarjo berupaya mengobati sendiri hewan ternak mereka yang terserang PMK. Para peternak melakukan penyuntikan ternak dan pembersihan kandang secara rutin.

WowKeren - Para peternak kini harus ekstra waspada di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti hewan di berbagai daerah di Indonesia. Apalagi, sejauh ini belum ada vaksin atau obat yang tersedia untuk mengobati dan mencegah penularan penyakit hewan yang menyerang hewan ternak itu.

Peternak sapi di Kabupaten Sidoarjo pun memilih melakukan pengobatan sendiri terhadap hewan ternaknya jika terkena PMK. Seperti yang dilakukan beberapa peternak di Kawasan Taman, Sidoarjo. Mereka melakukan upaya swadaya pengobatan dengan cara menyuntikkan vitamin dan anitibiotik kepada hewan ternak mereka.

"Selain itu, kami juga bersihkan kendang setiap hari. Supaya hewan ternak bisa tetap sehat," ujar Muhajir, peternak di Desa Ngelol, Kecamatan Taman, Sidoarjo.

Penyuntikan dilakukan menggunakan Penstrep-400 dan injectamin sudah berlangsung sekira satu bulan belakangan. Setiap hari penyuntikan dilakukan oleh peternak untuk menjaga Kesehatan hewan ternaknya.

Meski begitu, para peternak tetap berharap pemerintah bisa segera menemukan vaksin dan dibagikan kepada mereka. Supaya penyebaran PMK tidak terus terjadi. Yang itu juga sangat merugikan peternak.


Data di Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Sidoarjo Sidoarjo menyebut, di Sidoarjo total ada 744 sapi yang telah terdampak. Sebanyak 14 sapi dilaporkan mati dan 18 sapi dipotong paksa.

Kendati demikian, pemerintah mengimbau kepada masyarakat agar tidak terlalu khawatir terkait penyakit mulut dan kaki. Peternak juka diminta agar tidak panik selling atau sibuk menjual semua ternaknya. Di Sidoarjo, angka kematian hewan akibat PMK terbilang masih rendah.

"Meski tingkat infeksiusnya tinggi namun tingkat kematian hewan yang terjangkit PMK masih tergolong rendah, hanya sekira 1,5 persen,” kata Sub Koordinator Kesehatan Hewan Fungsional Medik Veteriner Muda Dispaperta Sidoarjo, drh Rina Vitriasari,.

Rina menyebut bahwa pihaknya telah melakukan tindakan pengobatan secara Simptomatis. Serta melakukan komunikasi Informasi Edukasi (KIE) tentang penyakit ini bahwa penyakit ini bukan penyakit zoonosis atau penyakit ini tidak menular ke manusia.

Para peternak diimbau agar cepat melapor jika menemukan gejala awal terhadap hewan ternaknya. Gejala itu seperti demam dan sapi tidak mau makan. "Segera lapor agar cepat kami tangani dan cepat sembuh,” pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait