Sri Lanka Mau Jual Maskapai Nasional ke Swasta di Tengah Krisis yang Memburuk
Dunia

Perdana Menteri Sri Lanka yang baru ditunjuk pekan lalu, Ranil Wickremesinghe, mengatakan bahwa Sri Lanka Airlines telah mencatat kerugian yang cukup besar pada Maret 2021.

WowKeren - Krisis di Sri Lanka masih belum menunjukkan tanda-tanda akan membaik. Bisnis penerbangan yang dikelola oleh pemerintah juga terus merugi.

Pada Senin (16/5), perdana menteri negara itu yang baru mengusulkan untuk privatisasi maskapai penerbangan nasional. Langkah ini diambil sebagai bagian dari reformasi yang bertujuan untuk memecahkan krisis ekonomi terburuk negara itu dalam beberapa dekade.

Dalam sebuah pesan, PM Ranil Wickremesinghe mengatakan jika dia berencana untuk mengusulkan anggaran bantuan khusus yang akan menggantikan anggaran berorientasi pembangunan yang sebelumnya disetujui untuk tahun ini. Pemerintah akan menyalurkan dana yang sebelumnya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur untuk kesejahteraan masyarakat.

Kondisi finansial Sri Lanka sangat buruk sehingga menurutnya pemerintah perlu mencetak uang untuk membayar gaji pegawai pemerintah dan membeli barang dan jasa lainnya. Sebagaimana diketahui, Wickremesinghe baru saja ditunjuk oleh Presiden Gotabaya Rajapaksa pekan lalu untuk memadamkan krisis politik dan ekonomi di negara itu.


Sedangkan Mahinda Rajapaksa, yang merupakan saudara Gotabaya mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 9 Mei di tengah kekerasan yang terjadi. Kekerasan itu telah menewaskan sembilan orang dan lebih dari 200 terluka.

Kembali ke masalah maskapai, Wickremesinghe mengatakan Sri Lanka Airlines kehilangan sekitar 123 juta pada tahun fiskal 2020-2021, yang berakhir pada Maret, dan kerugian agregatnya melebihi 1 miliar dolar AS pada Maret 2021.

"Bahkan jika kita memprivatisasi Sri Lanka Airlines, ini adalah kerugian yang harus kita tanggung," kata PM. "Anda harus sadar bahwa ini adalah kerugian yang harus ditanggung bahkan oleh orang-orang miskin di negara ini yang tidak pernah menginjak pesawat."

Krisis yang melanda Sri Lanka membuat negara itu harus berjuang menghadapi kekurangan obat-obatan yang sangat akut. Wickremesinghe mengakui bahwa kesulitan yang dihadapi Sri Lanka kali ini memang lebih sulit dari yang sebelumnya pernah dialami negara itu.

"Untuk waktu yang singkat, masa depan kita akan lebih sulit daripada masa-masa sulit yang telah kita lewati," kata Wickremesinghe. "Kami akan menghadapi tantangan dan kesulitan yang cukup besar. Namun, periode ini tidak akan lama."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru