AS Catat Lonjakan Jumlah Donor Hati dari Orang yang Meninggal Akibat Overdosis
pixabay.com/Ilustrasi/HASTYWORDS
Dunia

Overdosis obat merupakan krisis kesehatan masyarakat di AS. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mencatat tahun lalu lebih dari 107.600 orang meninggal karena overdosis.

WowKeren - Sebuah studi baru menemukan bagaimana Amerika Serikat mampu menjaga jumlah transplantasi hati mereka tetap stabil selama awal pandemi. Hal itu rupanya berkat organ dari donor yang meninggal karena overdosis.

Penulis utama Peter Lymberopoulos, mahasiswa kedokteran tahun keempat di Universitas St. George di Grenada mengatakan bahwa hal itu bertolak belakang dengan banyaknya operasi yang ditunda. Dalam rilis berita American Gastroenterological Association dia mengatakan bahwa hal itu berkat lonjakan jumlah donor.

"Ketika pandemi dimulai, kami tidak melihat penurunan transplantasi hati, yang tampaknya mengejutkan karena banyak operasi dibatalkan atau ditunda," ujarnya. "Sayangnya, alasan utama tampaknya adalah lonjakan donor organ yang meninggal karena overdosis obat."

Sebagaimana diketahui, overdosis obat merupakan krisis kesehatan masyarakat di Amerika Serikat. Tahun lalu, lebih dari 107.600 orang Amerika meninggal karena overdosis obat, yang mana jumlah ini merupakan sebuah rekor, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS baru-baru ini.


Untuk penelitian itu, para peneliti menganalisis data donor dari semua transplantasi organ padat, termasuk hati, selama 14 bulan sebelum dimulainya pandemi COVID-19 (1 Januari 2019 hingga 29 Februari 2020) dan 14 bulan setelah dimulai (1 Mei , 2020 hingga 30 Juni 2021).

"Di antara transplantasi hati, kami menemukan bahwa jumlah donor overdosis meningkat pada tingkat yang mengejutkan dalam 14 bulan pertama pandemi," kata Lymberopoulos. "Dibandingkan dengan 14 bulan sebelumnya."

Persentase hati dari pendonor yang meninggal karena overdosis naik 26 persen dari periode pra-COVID ke periode COVID-19. Penggunaan donor overdosis obat untuk semua transplantasi organ padat meningkat hampir sepertiga. Penulis penelitian berencana untuk menyelidiki apakah tren berlanjut hingga tahun kedua pandemi.

"Transplantasi organ mengalami keberhasilan, tetapi sering kali harus dibayar mahal," lanjutnya lagi. "Dalam banyak kasus, biaya itu terutama adalah laki-laki muda yang meninggal sebelum waktunya karena overdosis."

Banyak korban overdosis masih muda dan memiliki sedikit atau tidak memiliki kondisi kesehatan lain. Misalnya seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, yang akan mempengaruhi peluang keberhasilan transplantasi.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru