Kenaikan COVID-19 di Bali Dinilai Fluktuatif, Ini Alasan Banyak WNA Sumbang Kasus Positif
Nasional

Bangkitnya sektor pariwisata diiringi dengan temuan kasus perdana subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali pada bulan Mei 2022 lalu. Kenaikan kasus COVID-19 di Bali lantas menjadi perhatian khusus.

WowKeren - Sektor pariwisata di Bali mulai bangkit beberapa waktu terakhir dengan makin banyaknya wisatawan dan kegiatan mancanegara. Namun bangkitnya sektor pariwisata ini diiringi dengan temuan kasus perdana subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali pada bulan Mei 2022 lalu. Kenaikan kasus COVID-19 di Bali lantas menjadi perhatian khusus.

"Ada peningkatan, tapi sifatnya fluktuatif. Naik kemudian turun sejak empat hari lalu," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali, I Nyoman Gede Anom, pada Kamis (23/6). "Jadi ini banyak yang tes karena berangkat ke luar negeri. Bule-bule pulang kampung, ada WNI yang mau kerja di luar dan akhirnya kebetulan positif."

Warga negara asing (WNA) pun dinilai turut menyumbang kenaikan kasus COVID-19 di Bali baru-baru ini. Pada Senin (20/6), tercatat ada 37 kasus COVID-19 di Bali dalam sehari. 15 orang di antaranya merupakan WNA, dan sisanya adalah warga negara Indonesia (WNI).

Kemudian pada Selasa (21/6), Bali mencatatkan 65 kasus COVID-19 dengan 17 orang di antaranya merupakan WNA. Pada Rabu (22/6), Bali melaporkan 51 kasus COVID-19 dengan 21 orang di antaranya merupakan WNA. Anom mengungkapkan bahwa WNA menjadi penyumbang kasus COVID-19 harian terbesar di Bali sejak bulan April 2022 lalu.

"Untuk WNA dari bulan April selalu dua digit. Kalau WNI dari awal selalu satu digit," terang Anom.


Lebih lanjut, Anom mengungkapkan salah satu penyebab para WNA turut menyumbang kenaikan kasus COVID-19. Menurutnya, mereka jarang memakai masker karena masih membawa kebiasaan dari negaranya.

"Mereka kan sudah biasa tidak memakai masker karena di negaranya tidak ada keharusan memakai masker," tuturnya.

Meski WNA disebut merupakan penyumbang kasus COVID-19 terbesar di Bali sejak April 2022. Namun sejak 15 Juni 2022 lalu, penyumbang kasus COVID-19 terbesar di Bali bergeser menjadi WNI.

"(WNI) sejak 15 Juni masuk ke angka 30-an, sebelumnya selalu di angka 10 hingga 20-an," ungkapnya.

Di sisi lain, kasus COVID-19 harian baru-baru ini membuat Bali masuk dalam jajaran lima daerah Indonesia yang tengah mengalami peningkatan kasus. Meski begitu, Anom meminta masyarakat untuk tidak panik.

"Saya yakin kasus di Bali akan turun lagi karena masyarakat terkenal disiplin dan taat protokol kesehatan," tuturnya. "Sekarang saja sebagian besar masyarakat tetap memakai masker di luar ruangan walaupun ada imbauan Presiden bahwa di luar ruangan boleh buka masker."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait