NATO Akui Tiongkok Sebagai Tantangan untuk Pertama Kalinya
Dunia

NATO untuk pertama kalinya melabeli Tiongkok sebagai tantangan baru, dengan mengatakan bahwa ancaman yang ada saat ini bersifat global dan saling berhubungan.

WowKeren - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah mengeluarkan Konsep Strategis baru selama pertemuan puncaknya di Madrid baru-baru ini. Langkah itu menandai pembaruan pertama sejak 2010 dari dokumen yang biasanya mencakup sekitar satu dekade.

Konsep Strategis sebelumnya disusun sekitar periode ketika NATO fokus di Afghanistan, setelah serangan teror 11 September di tanah AS pada tahun 2001. Pada saat itu, dokumen tersebut menggambarkan kawasan Euro-Atlantik sebagai kawasan yang damai dan bahkan mencari kemitraan strategis antara NATO dan Rusia, sementara Tiongkok tidak disebutkan sama sekali.

Namun dalam konsep kali ini, NATO untuk pertama kalinya melabeli Tiongkok sebagai tantangan baru, dengan mengatakan bahwa ancaman yang ada saat ini bersifat global dan saling berhubungan. Menurut NATO, perkembangan di Indo-Pasifik di mana Beijing meningkatkan kekuatan militer dan ekonominya, dapat mempengaruhi keamanan Euro-Atlantik.

Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg menolak menyebut Tiongkok sebagai musuh, namun dia menyerukan agar dicermati tantangan serius yang diwakili oleh kekuatan ekonomi Asia melalui ketegasan, kebijakan koersif, dan kemitraan yang mendalam dengan Moskow.


Dokumen itu juga menggambarkan Rusia sebagai ancaman paling signifikan dan langsung terhadap keamanan sekutu. NATO menilai sejumlah langkah Tiongkok memang mengkhawatirkan, seperti penggunaan "alat politik, ekonomi, dan militernya untuk meningkatkan jejak global dan kekuatan proyeknya, sambil tetap tidak jelas tentang strategi, niat, dan pembangunan militernya."

Menurut NATO, Tiongkok tengah berupaya untuk mengendalikan infrastruktur penting dan rantai pasokan. Negara yang dipimpin oleh Xi Jinping itu juga disebut NATO ingin menumbangkan tatanan internasional berbasis aturan, termasuk di ruang angkasa, dunia maya dan domain maritim.

"Kami akan bekerja sama secara bertanggung jawab, sebagai sekutu," kata NATO. "Untuk mengatasi tantangan sistemik yang ditimbulkan oleh RRT terhadap keamanan Euro-Atlantik."

Aliansi militer yang beranggotakan 30 orang tersebut juga memutuskan untuk menerima Finlandia dan Swedia sebagai anggota. Yang mana langkah itu memancing reaksi keras dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Kedua negara Nordik itu membuat keputusan bersejarah untuk mengakhiri kebijakan non-blok militer mereka yang sudah berlangsung lama setelah perang Rusia.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru