Bukan Virus Ebola Maupun Marburg, Tanzania Laporkan Penyakit Misterius yang Sudah Makan Korban
Dunia

Kepala petugas medis pemerintah Aifello Sichalwe mengatakan pasien telah dites untuk Ebola dan Marburg, serta COVID-19 dan hasilnya negatif. Sejauh ini ada 13 kasus.

WowKeren - Tanzania telah mencatat sebuah penyakit misterius yang sudah merenggut nyawa tiga orang. Untuk menyelidiki penyakit ini, negara tersebut telah menugaskan tim dokter dan ahli kesehatan, sebagaimana dilaporkan pemerintah pada Rabu (13/7).

Kepala petugas medis pemerintah Aifello Sichalwe menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gejala penyakit misterius itu meliputi demam, sakit kepala, kelelahan, hingga mimisan. Sejauh ini sudah ada 13 kasus yang dilaporkan di wilayah Lindi, dan tiga di antaranya meninggal.

Sichalwe mengatakan pasien telah dites negatif untuk Ebola dan Marburg, serta COVID-19. Salah satu pasien telah dinyatakan pulih sepenuhnya dan sisanya masih menjalani isolasi. Pemerintah juga meminta agar orang-orang tetap tenang dan tidak panik. "Pemerintah membentuk tim profesional yang masih menyelidiki penyakit yang tidak diketahui ini," ujarnya.


Presiden negara itu juga ikut buka suara mengenai penyakit misterius ini. Samia Suluhu Hassan mengatakan pada hari Selasa (12/7) bahwa penyakit aneh yang dilaporkan di Lindi mungkin disebabkan oleh tumbuhnya interaksi antara manusia dan hewan liar sebagai akibat dari degradasi lingkungan.

Sementara itu pekan lalu, Ghana melaporkan dua kasus yang diduga virus Marburg. Virus ini masih berasal dari keluarga yang sama dengan Ebola dan memiliki gejala termasuk demam tinggi dan pendarahan internal dan eksternal.

Dalam pernyataannya pada Kamis pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jika tes yang dilakukan pada dua orang yang meninggal positif virus Marburg. Namun untuk mendapatkan konfirmasi, hasil itu harus dikuatkan oleh laboratorium di Senegal terlebih dahulu.

Jika kasus kali ini dikonfirmasi, maka itu akan menjadi wabah kedua Marburg yang terjadi di Afrika Barat setelah yang pertama terdeteksi di Guinea tahun lalu. "Persiapan untuk kemungkinan respons wabah sedang disiapkan dengan cepat saat penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung," kata WHO.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru