Bocah di Tasikmalaya Meninggal Usai Dipaksa Setubuhi Kucing dan Direkam, Polisi Turun Tangan
Unsplash/Ilustrasi
Nasional

Korban yang masih duduk di bangku SD merasa depresi usai rekaman tersebut tersebar. Ia dilaporkan tak mau makan dan minum hingga akhirnya meninggal dunia pada Minggu (18/7) lalu.

WowKeren - Aksi perundungan menimpa seorang bocah berusia 11 tahun di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, hingga membuatnya depresi dan meninggal dunia. Korban diketahui dipaksa untuk menyetubuhi kucing sembari direkam oleh para perundungnya.

Korban yang masih duduk di bangku SD merasa depresi usai rekaman tersebut tersebar. Ia dilaporkan tak mau makan dan minum hingga akhirnya meninggal dunia pada Minggu (18/7) lalu.

"Sepekan sebelum meninggal dunia, rekaman itu menyebar dan (korban) dibully teman-temannya semakin menjadi-jadi," ungkap ibu kandung korban dilansir Kompas.com, Rabu (20/7). "Anak saya jadi malu, tak mau makan-minum. Melamun terus sampai dibawa ke rumah sakit dan meninggal saat perawatan."

Sebelum meninggal dunia, korban sempat mengaku ke ibunya bahwa ia dipaksa menyetubuhi kucing sembari diolok-olok dan direkam oleh para pelaku perundungan. "Sebelum kejadian rekaman itu, korban juga mengaku suka dipukul- pukul oleh merek. Sampai puncaknya dipaksa begitu (sama kucing)," jelasnya.

Keluarga para pelaku perundungan sudah sempat mengunjungi rumah korban untuk meminta maaf. Adapun keluarga korban mengaku ikhlas atas kepergian anak mereka.


"Saya minta jangan lagi ke anak lainnya," katanya.

Belakangan, Polda Jawa Barat berencana menurunkan tim Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk membantu penyelidikan kasus perundungan yang berujung pada meninggalnya korban. "Terkait adanya peristiwa tersebut, besok tim PPA Polda Jabar akan melakukan asistensi," ungkap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo pada Kamis (21/7).

Kasus tersebut kini ditangani oleh Polres Tasikmalaya. Tim PPA Polda Jabar nantinya akan membantu penyelidikan kasus perundungan tersebut.

"Tim akan melakukan asistensi ke Polres untuk pendalaman dan klarifikasi-klarifikasi," tukasnya.

Di sisi lain, Komisi Perlidungan Anak Indonesia (KPAI) Tasikmalaya kini tengah memberikan pendampingan dan pemulihak psikologis bagi keluarga korban. Kedua orangtua korban kini masih dalam suasana berduka atas kepergian anak mereka.

"Kami melihat keluarga masih belum stabil kondisi psikisnya maka kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologisnya, edukasi dan juga mungkin proses hukumnya," jelas Ketua KPAI Tasikmalaya, Ato Rinanto.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru