Sistem Energi Eropa Menegang Akibat Lonjakan Permintaan Pendinginan di Tengah Suhu Panas
pixabay.com/Ilustrasi/stevepb
Dunia

Masalah dengan pembangkit nuklir Eropa membuat beberapa generator telah beralih ke gas, di mana pada saat yang sama Eropa mencoba untuk menggunakannya seminimal mungkin.

WowKeren - Gelombang panas yang menyerang Eropa telah berdampak pada sistem energi di sana yang kian menegang. Suhu musim panas yang terik memaksa AC bekerja lebih keras dan mengeringkan sungai yang dibutuhkan untuk mendinginkan pembangkit listrik.

Kekhawatiran muncul ketika permintaan selama musim panas melonjak, apakah target penyimpanan energi untuk musim dingin akan tercukupi. Terlebih lagi, perang di Ukraina dan berkurangnya pasokan gas dari Rusia telah membuat harga energi melonjak.

Eropa pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengisi cadangan gasnya setidaknya 80 persen pada November. Cadangan gas pada dasarnya telah mencapai sekitar 65 persen, tetapi tugas itu tampak lebih berat setelah aliran melalui pipa Nord Stream yang mengangkut gas dari Rusia ke Eropa dimulai kembali hanya dengan 40 persen dari kapasitas pada Kamis (21/7) setelah pemeliharaan.


Masalah dengan pembangkit nuklir Eropa membuat beberapa generator telah beralih ke gas, di mana pada saat yang sama Eropa mencoba untuk menggunakannya seminimal mungkin. Adapun masalah terkait pembangkit nuklir Eropa adalah beberapa tidak dapat berjalan pada kapasitas penuh dalam panas terik karena suhu sungai yang lebih tinggi dan tingkat air yang rendah sehingga mempengaruhi pendinginan mereka.

"Tidak ada keraguan bahwa situasinya serius," kata Kristian Ruby, Sekretaris Jenderal asosiasi industri Eurelectric. "Dan untuk menempatkan ini dalam perspektif Anda perlu memahami itu terjadi dengan latar belakang krisis gas yang sangat serius yang akan datang."

Situasi yang ada saat ini telah menempatkan Eropa dalam dilema. "Jika kita menggunakan banyak gas sekarang untuk memberi daya pada sistem kelistrikan dan AC kita, kita akan mengalami masalah musim dingin ini," kata Ruby.

Prancis yang memiliki armada besar pembangkit listrik tenaga nuklir rendah karbon, secara historis menjadi pengekspor utama listrik ke tetangganya di Eropa. Namun negara ini sendiri kini sudah berjuang dengan serangkaian pemadaman, yang membuat lebih dari setengah pembangkitnya offline.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru