Pasien Cacar Monyet Pertama Thailand Kabur Dari Rumah Sakit
Pixabay/Ilustrasi
Dunia

Diketahui, pasien tersebut merupakan seorang pria Nigeria berusia 27 tahun. Ia tiba di Phuket dari Nigeria. Petugas imigrasi dan pengendalian penyakit lantas diperintahkan untuk melacak pasien tersebut.

WowKeren - Departemen Pengendalian Penyakit (DDC) telah melaporkan kasus konfirmasi cacar monyet pertama Thailand pada Kamis (21/7) malam. Namun pasien cacar monyet tersebut justru dilaporkan kabur dari rumah sakit di Phuket.

Diketahui, pasien tersebut merupakan seorang pria Nigeria berusia 27 tahun. Ia tiba di Phuket dari Nigeria. Petugas imigrasi dan pengendalian penyakit lantas diperintahkan untuk melacak pasien tersebut.

Awalnya, pasien tersebut dirawat di rumah sakit swasta karena demam, batuk, sakit tenggorokan dan pilek pekan lalu. Ia juga mengalami ruam dan luka di area kelamin yang menyebar ke bagian lain di tubuh dan wajahnya.

Pada Selasa (19/7), tes laboratorium PCR oleh Pusat Klinis Penyakit Menular Palang Merah Thailand menemukan bahwa pria itu menderita cacar monyet. Temuan itu kemduain dikonfirmasi oleh tes dari DDC.


Media Thailand melaporkan bahwa pasien tersebut meninggalkan rumah sakit pada hari Kamis. Menurut media Matichon Online, pasien tersebut kabur dari rumah sakit dengan menggunakan mobil putih.

Di sisi lain, Thailand telah menyiagakan rumah sakit, klinik penyakit seksual, dan bandara internasional untuk memperkuat prosedur skrining cacar monyet. Menurut Kepala Departemen Pengendalian Penyakit Opas Karnkawinpong, cacar monyet telah dimasukkan dalam daftar penyakit menular yang diawasi.

Karnkawinpong mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan telah memerintahkan penerapan sistem surveilans dan skrining bagi orang yang diduga mengidap penyakit tersebut. Semua rumah sakit, klinik penyakit seksual dan petugas pengendalian penyakit di bandara internasional pun harus memiliki sistem pengawasan dan penyaringan untuk mendeteksi penyakit tersebut.

Pasien cacar monyet di Thailand harus dikarantina selama perawatan medis. Sedangkan orang yang melakukan kontak berisiko tinggi dengan pasien harus mengamati gejala dalam tubuh mereka selama 21 hari.

"Perlu diketahui bahwa penyakit ini tidak serius dan dapat diobati. Ini bukan penyakit yang ditularkan melalui udara dan ditularkan melalui kontak kulit ke kulit, jadi harap ikuti panduan sanitasi kami tentang pencegahan kesehatan universal, termasuk mencuci tangan secara teratur dan menghindari kontak dekat di tempat umum," tegasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait