Mohammed bin Salman Kunjungi Eropa, Yunani Siap Teken Kesepakatan Minyak dengan Arab Saudi
Instagram/special_royal
Dunia

Kunjungan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) adalah yang pertama ke Eropa sejak pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada tahun 2018 lalu.

WowKeren - Yunani dan Arab Saudi akan menandatangani kesepakatan energi terbarukan. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis di Athena.

Dalam kunjungan MBS ke Yunani pada Selasa (26/7) itu, kedua negara juga akan membahas investasi dan keamanan lainnya. Adapun kunjungan itu adalah kunjungan pertama MBS ke Eropa sejak pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada tahun 2018 lalu. Kantor berita negara SPA melaporkan MBS juga akan terbang ke Prancis untuk kunjung berikutnya.

MBS, yang merupakan penguasa de facto kerajaan melakukan kunjungan resmi di luar Timur Tengah terakhir kali pada 2019 ke Jepang untuk KTT G20. Saat kunjungan kali ini, diperkirakan akan membahas hubungan bilateral dan hal-hal yang menjadi kepentingan bersama, menurut SPA.


"Kami dapat memberi Yunani dan Eropa Barat Daya melalui Yunani energi terbarukan yang jauh lebih murah," kata MBS. "Dan mendapatkan MoU (Memorandum of Understanding) yang ditandatangani hari ini."

Sebelumnya pada Mei lalu, Yunani dan Arab Saudi menyetujui persyaratan utama untuk mendirikan usaha patungan untuk membangun kabel data, yang disebut "Koridor Data Timur ke Med". Proyek ini akan dikembangkan oleh MENA HUB, yang dimiliki oleh STC Arab Saudi dan perusahaan telekomunikasi dan aplikasi satelit TTSA Yunani.

Sebuah sumber diplomatik Yunani mengatakan kepada Reuters bahwa kesepakatan tentang kabel bawah laut bersama dengan perjanjian lain di bidang energi dan militer juga akan ditandatangani. "Kami akan menandatangani perjanjian penting dan kami akan memiliki kesempatan untuk membahas lebih lanjut perkembangan regional," kata Mitsotakis.

Invasi Rusia ke Ukraina memicu lonjakan harga energi awal tahun ini. Hal itu membuat Arab Saudi mendapat tekanan dari AS dan kekuatan Eropa untuk memompa lebih banyak minyak. Pada bulan Mei, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan kerajaan telah melakukan apa yang bisa dilakukan untuk pasar minyak.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru