Thailand Lihat Peluang Bisnis Berbagai Produk Ganja, dari Teh Hingga Pasta Gigi
Pixabay/CBD-infos-com
Dunia

Thailand melihat peluang bisnis menjanjikan dari produk-produk yang mengandung ganja setelah pemerintah mendekriminalisasi tanaman tersebut. Kini, ada produk teh hingga pasta gigi yang mengandung ganja.

WowKeren - Legalisasi dan dekriminalisasi ganja di Thailand berpengaruh besar pada berbagai sektor kehidupan di negara tersebut. Memicu minat yang masif dari penduduknya kepada ganja.

Salah satunya sektor bisnis. Kini, marak bermunculan berbagai produk yang mengandung ganja. Bisnis Thailand menjual produk yang mengandung ganja seperti pasta gigi, teh, sabun dan makanan ringan setelah pemerintah melegalkan tanaman dan ekstraknya tahun ini.

"Ini memberi saya tidur yang nyenyak dan nyaman," kata Pakpoom Charoenbunna, 32, yang membeli minuman mengandung ganja dari penjual teh susu biasa, melansir The Thaiger.

Thailand menjadi negara Asia Tenggara pertama yang melegalkan ganja pada 2018 untuk penggunaan medis dan penelitian. Bulan lalu, Thailand mendekriminalisasi seluruh tanamannya. Menjatuhkan ganja dari daftar narkotika telah menyebabkan ledakan penggunaan rekreasi.

Secara resmi, produk komersial yang disetujui oleh regulator makanan dan obat-obatan dapat mengandung cannabidiol (CBD), bahan kimia dalam ganja yang tidak membuat penggunanya tinggi. Namun regulator membatasi kandungan tetrahydrocannabinol (THC), bahan aktif yang membuat pengguna fly, dalam produk ganja apa pun hanya 0,2 persen.

Thailand memiliki sejarah panjang mpenggunaan ganja dalam pengobatan tradisional untuk meredakan sakit dan nyeri. Inovator sekarang datang dengan ide-ide baru. Mr Surawut Samphant, pemilik toko ganja Channherb, telah membuat pasta gigi.


"Salah satu bahannya adalah minyak biji ganja sativa yang mengandung CBD," katanya.

Mr Surawat mengatakan pasta gigi membantu perawatan gusi dan satu pelanggan yang puas mengatakan itu berhasil untuknya.

"Gusi saya surut dan kadang-kadang terinfeksi. Itu memecahkan masalah saya," kata Pak Nikom Rianthong yang telah menggunakan pasta gigi itu selama dua bulan.

Pemilik toko makanan penutup Kanomsiam, Mr Kreephet Hanpongpipat, telah lama menjual hidangan rasa daun pandan. Namun setahun yang lalu memasukkan daun ganja untuk menarik pelanggan baru. Mr Kreephet mengaku, pelanggannya mengatakan makanan penutup yang mengandung ganja membantu mereka tidur nyenyak.

Sementara Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul, pendorong utama di balik legalisasi ganja untuk tujuan medis, memperkirakan industri ini bisa bernilai lebih dari US$3 miliar (S$4,14 miliar) dalam waktu lima tahun.

"Saya ingin melihat orang menjadi kaya dengan melakukan produk ini dengan cara yang positif. Kebijakan saya tentang ganja hanya berfokus pada tujuan medis dan perawatan kesehatan. Itu saja. Kami tidak dapat mendorong penggunaan ganja dengan cara lain," pungkas kepada Reuters.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait