Jokowi Ungkap Sulitnya Pertemukan Zelenskyy dan Putin Dalam Ruang Dialog, Pilih Bahas Krisis Pangan
BPMI Setpres
Nasional

Jokowi menyinggung terkait dengan perjalanannya ke Rusia dan Ukraina pada Juni lalu dalam rangka membawa misi perdamaian. Seperti diketahui, Rusia dan Ukraina masih terlibat konflik hingga saat ini.

WowKeren - Pada bulan Juni lalu, Presiden Joko Widodo bertandang ke Rusia dan Ukraina, dengan tujuan membawa misi perdamaian. Sebagaimana diketahui, Rusia dan Ukraina hingga saat ini masih terlibat dalam konflik dan belum juga berakhir.

Kini, Jokowi mengungkapkan betapa sulitnya mempertemukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah ruang dialog. Kendati begitu, dalam pertemuannya dengan Zelenskyy dan Putin pada Juni itu, Jokowi lantas memilih untuk membahas krisis pangan.

"Sebetulnya ingin agar ada ruang dialog, tapi di lapangan saya lihat sulit untuk mempertemukan dalam sebuah ruang dialog antara Presiden Putin dan Zelenskyy," ujar Jokowi dalam pengarahan kepada Kamar Dagang dan Industri (KADIN) yang dilihat melalui kanal YouTube "Sekretariat Presiden", Selasa (23/8). "Jadi saya belokkan ke krisis pangan saja."

Jokowi kemudian menerangkan saat pertemuan, Zelenskyy menyampaikan bahwa total ada 77 juta ton stok gandum di Ukraina. Sedangkan Putin, mengungkapkan bahwa stok gandum di Rusia mencapai 130 juta ton.


Meski begitu, Jokowi mengatakan bahwa ratusan juta ton gandum tersebut tidak bisa keluar lantaran perang yang terjadi di Rusia dan Ukraina belum juga berakhir. Kondisi ini juga menjadi salah satu faktor terjadinya krisis pangan yang dialami oleh sejumlah negara.

Lebih lanjut, Jokowi menuturkan bahwa Indonesia hanya makan beras sebanyak 31 juta ton. Sedangkan total gandum yang tidak bisa keluar ada 207 juta ton. "Bapak/Ibu bisa bayangkan negara-negara yang mengimpor dari sana, terutama Afrika, saat ini berada dalam kondisi sangat sulit," ungkap Jokowi.

Di samping itu, Jokowi mengungkapkan bahwa food price index saat krisis keuangan di tahun 2008 silam, berada di angka 138,2. Sementara pada krisis pangan tahun 2012, food price index berada di angka 132,4. Namun saat ini indeks tersebut sudah berada di angka 140,9.

Menurut Jokowi, saat ini sudah ada 23 negara yang memutuskan untuk membatasi ekspor pangan guna menyelamatkan negara masing-masing dari krisis pangan. Maka dari itu, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia harus bersyukur lantaran sudah mulai melakukan swasembada pangan sejak tahun 2019 lalu.

Di samping itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi situasi yang sulit akibat krisis, baik pangan, energi, dan keuangan. Jokowi pun menyebut ada 66 negara yang ekonominya diprediksikan akan ambruk akibat ketidakpastian global.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait