Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ikut menanggapi soal kasus Lesti Kejora dan Rizky Billar yang belakangan ini mendapat sorotan publik. Pihak KPI pun membahas soal dampak boikot.
- Dessy Novitasari
- Selasa, 18 Oktober 2022 - 14:55 WIB
WowKeren - Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) belakangan ini mendapat banyak sorotan dari publik. Semua itu berawal dari laporan Lesti Kejora ke polisi terkait dugaan KDRT yang dilakukan oleh sang suami, Rizky Billar.
Setelah Billar menjadi tersangka, Lesti Kejora lantas mencabut laporan tersebut. Keputusan Lesti untuk memaafkan Rizky Billar itu langsung membuat banyak netizen merasa kecewa. Terlebih lagi, Lesti sebelumnya memberikan dampak positif usai melaporkan tindak KDRT ke polisi.
Terkait kasus KDRT ini, Komisi Penyiaran Indonesia buka suara. Komisioner KPI, Nuning Rodiyah mengungkapkan pertimbangan memboikot pelaku KDRT untuk tampil, baik di layar televisi maupun radio. Hal ini sebagai upaya mengedukasi masyarakat bahwa perilaku KDRT itu sangat salah.
"Jadi kita meminta untuk tidak memberikan ruang glorifikasi di televisi maupun radio adalah bagian dari mengedukasi publik," ucap Nuning saat ditemui WowKeren di kantor KPI pusat, Harmoni Jakarta Pusat, Selasa (18/10). "Menjaga agar dampaknya tidak menjadi semakin banyak kekerasan dalam rumah tangga terjadi."
Selain itu, Nuning menyinggung soal fenomena tentang KDRT yang terjadi di Indonesia. Nuning mengatakan bahwa sudah ada lebih dari 500 ribu kasus kekerasan dalam rumah tangga. Sehingga, Nuning tak ingin membiarkan kasus ini menjadi lumrah terjadi di masyarakat.
"Kalau ini dibiarkan, orang akan menganggap hal ini (KDRT) lumrah dan biasa. Maka dari itu, kita bersama harus bergandeng tangan bahwa KDRT ini harus mulai dihapus secara bersama-sama. Dan harus kita berikan efek jera kepada pelaku KDRT," pungkas Nuning Rodiyah.
Seperti diketahui, Lesti Kejora sempat melaporkan Billar terkait kasus dugaan KDRT. Namun, Lesti Kejora memilih untuk memaafkan Rizky Billar. Bahkan, beredar video Lesti Kejora dan Rizky Billar diduga kembali serumah.
(wk/dess)
