Choi Woo Shik Bahas Jatah Layarnya yang Berkurang di 'A Killer Paradox'
Netflix
TV

Choi Woo Shik juga menanggapi kekhawatiran tentang 'A Killer Paradox' yang mengagungkan pembunuhan. Sang aktor selanjutnya membahas soal visualnya di drama itu.

WowKeren - Choi Woo Shik menjalani wawancara seputar perannya dalam "A Killer Paradox". Salah satu hal yang dibahas pemeran karakter Lee Tang itu adalah soal jatah layarnya yang berkurang drastis usai kemunculan karakter Song Chun (Lee Hee Jun).

Woo Shik rupanya cukup santai, meskipun jatah layarnya berkurang menjelang akhir "A Killer Paradox". "Bagi sebagian orang, mungkin penting siapa tokoh utamanya, tapi aku menganggap diriku seorang pendongeng, bukan peran utama," ujarnya.

Aktor kelahiran tahun 1990 tersebut menambahkan, "Bahkan sebuah peran kecil pun sebenarnya mempunyai tempat dan kepentingannya masing-masing. Kalau aku khawatir tentang jatah layarku, aku akan lebih memilih proyek solo."

Woo Shik mengatakan bahwa "A Killer Paradox" bisa dianggap bagus jika semua karakter bisa bersatu. "Sebuah karya yang benar-benar bagus muncul ketika semua orang memasuki dunia melalui bahu Lee Tang, melihat melalui mata Nan Gam, dan merasakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Song Chun bersama-sama," ungkapnya.


Woo Shik mengakui puas dengan jatah layar yang didapatkannya di "A Killer Paradox". "Kalau satu orang melakukan semuanya, maka ceritanya akan berbeda. Aku puas dengan keadaannya," tegas sang aktor ganteng.

Woo Shik juga membahas soal visualnya di "A Killer Paradox". "Aku pernah mendengar kalau alis dan hidung sangat penting untuk mengenali seseorang. Kupikir tidak memiliki alis akan membuat seseorang terlihat kabur," tutur sang aktor.

Menurut Woo Shik, tranformasinya di "A Killer Paradox" lebih dari sekedar pilihan kostum. "Setelah melakukan perbuatan tersebut, tampil tidak jelas sepertinya bermanfaat untuk menghindari pengakuan," sambung Woo Shik.

Woo Shik juga menanggapi kekhawatiran tentang "A Killer Paradox" yang mengagungkan pembunuhan. "Kalau kami mengagungkannya, akting dan arahannya akan berbeda. Karakter itu melihat korbannya karena rasa bersalah dan menjalani berbagai cobaan dan kesengsaraan. Kami menunjukkan bagaimana mereka berubah melalui montase, dan aku membayangkan mereka juga mengalami penderitaan yang sama," pungkas Woo Shik.

(wk/amal)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait