Marissa Haque agaknya punya permintaan terakhir sebelum meninggal. Ia rupanya sempat mengirim chat WA berisi permintaan buat sang adik bungsu, Shahnaz Haque.
- Ria Susilo Wardhani
- Kamis, 03 Oktober 2024 - 16:00 WIB
WowKeren - Kepergian Marissa Haque yang meninggal mendadak pada 2 Oktober membuat keluarga cukup terpukul. Adik bungsunya, Shahnaz Haque, juga merasakan kesedihan atas wafatnya Marissa.
Yang mengejutkan, terkuak jika Marissa ternyata punya permintaan terakhir buat Shahnaz. Dalam chat WA, Marissa seolah meminta sang adik agar melanjutkan sekolahnya.
"Terakhir dia WA saya itu dia suruh saya sekolah lagi. Dan dia bilang ke Gilang (Gilang Ramadhan, suami Shahnaz), 'Shahnaz mesti kuliah lagi. Balik lagi dia buat dapat gelar selanjutnya'," seru Shahnaz. "Memang kakak saya suka sekolah. Semua gelar dikumpulin. Beda dengan saya. Dan kakak saya masih menginginkan saya ada di tingkat yang sama dengan apa yang beliau raih. Jadi WA terakhir adalah pesannya ke saya (bahwa) saya mesti balik ke kampus lagi buat kuliah untuk melanjutkan sampai gelar yang dia dapat sekarang."
Bahkan Marissa juga sempat membahas jika permintaan itu akan membuat mendiang ibu mereka ikut senang. "Dan bahasanya adalah 'Mungkin itu yang akan bikin mamah seneng, Naz', dan saya ketawa. Jadi waktu saya nutup juga (jenazah Marissa pakai) kapas, (saya bilang) 'Salam buat mamah'," seru Shahnaz sambil tersenyum sedih.
Sementara itu, adik kedua Marissa, Soraya Haque, juga unggah postingan haru pada 3 Oktober atau sehari setelah sang kakak dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta. Pamer foto bertiga, Soraya mengenang kehidupannya bersama Marissa dan Shahnaz.
"Kontrak Bersaudara 'The Haque’s Sisters'. Dari berdua dengan Icha, akhirnya muncul si bungsu, Naz. Dan ini lah kami bertiga … sampai akhirnya maut memisahkan kami. Tidak ada yang abadi, hanya cerita singkat yang ditinggalkan untuk ditarik pembelajaran menjadi saudara kandung. Cerita kehidupan yang tertulis milik kami bertiga dan merasakan langsung prosesnya," tulis Soraya. "Permainan hidup memang fluktuatif, tidak selamanya senada, tapi itu normal dan sehat sebagai saudara kandung. Bahkan, saya sering menyeletuk “kalau kita sama berarti produk gagal menjadi manusia”, tanpa identitas asli, terjebak oleh keinginan orang lain. Kesepakatan tidak tertulis ini yang dimainkan sepanjang usia dikandung badan. Kini waktu bermain telah usai, melihat tubuh kamu terbujur kaku, hati saya 'merengek' pada mesin waktu. Secepat ini??? Innalillahiwainnailahiroji’un."
(wk/riaw)