
Kim Yuna selama ini dikenal sebagai sosok yang punya ketenangan dan penampilannya yang tak tergoyahkan bahkan dalam kompetisi terbesar. Namun, ia dengan jujur berbagi perasaannya yang sebenarnya.
- Farida Amalia Dwi Yanti
- Jumat, 28 Februari 2025 - 11:30 WIB
WowKeren - Kim Yuna menjalani sebuah wawancara dengan JTBC yang dirilis pada tanggal 26 Februari. Dalam kesempatan itu, sosok yang punya julukan sebagai Ratu Figure Skating ini buka-bukaan tentang tekanan mental yang ia rasakan selama masih aktif menjadi atlet.
Yuna selama ini dikenal sebagai sosok yang punya ketenangan dan penampilannya yang tak tergoyahkan bahkan dalam kompetisi terbesar. Namun, wanita cantik itu dengan jujur berbagi perasaannya yang sebenarnya dari hari-hari kompetitifnya.
Yuna berkata, "Orang-orang sering memanggilku 'bermentalitas besi' atau 'berhati kuat' sejak dulu. Tentu saja, aku mampu memberikan hasil yang baik di saat-saat krusial, mempertahankan kontrol mental yang kuat, dan terkadang keberuntungan berpihak padaku. Namun sebagai manusia, mustahil untuk tidak merasa gugup."
Sekitar 15 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 26 Februari 2010, Yuna mencetak 150,06 poin di segmen seluncur bebas tunggal putri di Olimpiade Vancouver. Dikombinasikan dengan skor program pendeknya (78,50), ia mencapai total poin yang memecahkan rekor yaitu 228,56 poin, skor tertinggi dalam sejarah tunggal putri saat itu dan mengamankan medali emas.
Itu adalah medali emas Olimpiade pertama Korea Selatan di bidang seluncur indah. Saat mengenang momen itu, Yuna berbagi, "Aku bisa mengatakannya sekarang, tetapi aku sebenarnya gemetar di dalam. Kupikir bahkan menunjukkan rasa percaya diri adalah bagian dari kompetisi itu sendiri."
Meskipun sudah 11 tahun sejak ia pensiun, Yuna mengungkapkan bahwa dirinya masih mengalami gangguan kecemasan, terutama di malam hari. Ia berbagi, "Aku rasa kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan itu tertanam dalam diriku dan tetap ada di alam bawah sadarku."
Yuna juga menyinggung tentang penilaian kontroversial di Olimpiade Sochi 2014, di mana ia memenangkan medali perak, tetapi sebagian besar pengamat menganggap ia pantas mendapatkan medali emas. Selama acara penghargaan, komentator SBS, Bang Sang Ah, mengatakan kepadanya, "Terima kasih, kamu tahu itu? kamu yang terbaik," yang membuat Yuna menangis.
Namun, Yuna mengklarifikasi, "Banyak orang menafsirkan air mataku sebagai rasa frustrasi dan dendam atas hasil tersebut, tetapi bukan itu masalahnya. Aku sudah memenangkan emas di Vancouver, dan tidak ada prestasi yang lebih tinggi yang tersisa bagiku."
Menurut Yuna, saat itu dirinya hanya melepaskan emosi saja. "Aku tidak punya energi atau motivasi untuk melampaui itu. Prosesnya sangat sulit sehingga terasa seperti beban berat akhirnya terangkat. Air mata itu adalah pelepasan emosional setelah menanggung semuanya," tuturnya.
Sementara itu, Yuna yang merupakan mantan atlet seluncur indah nasional Korea Selatan, memenangkan medali emas di Olimpiade Vancouver 2010 dan medali perak di Olimpiade Sochi 2014. Selama kariernya, ia mencetak 11 rekor dunia dan menjadi atlet seluncur indah wanita pertama dalam 100 tahun yang mencapai rekor 'All Podium', menang di setiap kompetisi sepanjang kariernya. Yuna juga menyelesaikan Grand Slam dengan memenangkan semua gelar utama, termasuk Olimpiade, Kejuaraan Dunia, Grand Prix Final, dan Kejuaraan Empat Benua.
(wk/amal)