Dalam cuitannya, mantan Sekretaris Kementerian BUMN ini menjelaskan perihal beberapa kecurigaannya terkait pembelian saham PT Freeport oleh pemerintah.
- Silmi Amalia Fidareni
- Sabtu, 29 Desember 2018 - 10:39 WIB
WowKeren - Setelah lama dinanti, pemerintah lewat PT Inalum, akhirnya resmi memiliki saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebanyak 51,2 persen. Hal ini disambut baik oleh masyarakat. Kendati demikian, pembelian saham tersebut juga menuai sejumlah kontroversi.
Turut menanggapi hal ini, mantan komisaris PT Bukit Asam Tbk (Persero), Said Didu, angkat bicara. Dalam cuitan di Twitter miliknya, mantan Sekretaris Kementerian BUMN ini memberikan kritikan yang cukup tajam terkait pembelian saham PT Freeport Indonesia.
Cuitan panjang yang dikemas dalam kultwit Said tersebut membeberkan mengenai masalah lingkungan, pajak, dan juga pengendali PT Freeport. Diketahui, meski saham terbesar dimiliki Indonesia, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut tetap dikendalikan oleh Freeport McMoran.
83. #simalakama2. Dengan kepemilikan saham pihak Indonesia sktr 51 % maka tanggung jawab perbaikan pengelolaan limbah ke depan (mungkin termasuk perbaikan kerusakan sebelumnya) secara logika menjadi tanggung jawab korporasi secara proporsional sesuai proporsi kepemilikan saham
— Muhammad Said Didu (@saididu) 27 Desember 2018
Said juga menjelaskan perihal Pt Freeport yang bisa menghindar dari sanksi lingkungan terkait pengelolaan limbah. Said juga mempertanyakan mengenai pengendali PT Freeport yang tidak dipegang Indonesia padahal memiliki jumlah saham yang lebih besar. Said mencemaskan adanya perubahan yang bisa saja dilakukan oleh pemerintah selanjutnya terkait kebijakan pembelian saham PT Freeport Indonesia ini.
91. #simalakama2. Isu yg diperdebatkan terkait hal ini adalah kenapa Freeport McMoran yg memiliki saham lbh rendah dari slrh saham pihak Indonesia (sktr 49 %) jadu pengendali PT Freeport ? Inj tergambar dari susunan Komisaris dan Direksi. Komut dan Dirut dari Freeport McMoran
— Muhammad Said Didu (@saididu) 27 Desember 2018
Melihat kritikan tajam Said tersebut, mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono turut memberikan tanggapan. Ia menilai Said sudah sangat gamblang menjelaskan persoalan yang membayangi pembelian saham PT Freeport Indonesia. Ia juga menaruh rasa hormat pada Said lantaran berani mengambil resiko dengan cara memberikan informasi yang sebenarnya.
Saya baru membaca kultwit Pak Said Didu ttg isu divestasi saham Freeport. Penjelasan yg sangat informatif, utuh, mendidik, "fair & balanced" *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) 28 Desember 2018
Sekadar informasi, Said baru saja mendapatkan pemberhentian dengan hormat sebagai salah satu komisaris PT Bukit Asam Tbk. Saat ditanya mengenai alasan pemberhentian Said, Direktur Utama PT Bukit Asam mengaku tak mengetahuinya. Namun, isu yang beredar menyebutkan bahwa ketidak sejalanan pemikiran Said dengan Menteri BUMN menjadi alasannya.
(wk/silm)