BPN Prabowo Kritik Tarif Tol Trans Jawa Jokowi Paling Mahal di ASEAN Hingga Beri Dampak Negatif
Nasional

Kubu BPN Prabowo-Sandiaga menilai pembangunan tol Trans Jawa di era Jokowi tak beri efek positif untuk perekonomian rakyat.

WowKeren - Presiden Indonesia, Joko Widodo, baru saja meresmikan sejumlah ruas tol Trans Jawa pada Desember 2018 yang lalu. Dengan begitu, perjalanan dari Surabaya menuju Jakarta telah resmi terhubung. Meski mendapatkan apresiasi tinggi, pembangunan tol di era Jokowi ini juga mendapatkan sejumlah kritikan pedas. Salah satunya adalah dari kubu Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Kubu Prabowo menilai pembangunan tol Trans Jawa tidak terlalu memberikan efek untuk perekonomian Indonesia. Bahkan, pembangunan tol Trans Jawa dinilai memberikan efek negatif. Salah satunya adalah bagi para pengusaha logistik.

Juru bicara BPN, Suhendra Ratu Prawiranegara menyatakan bahwa tarif tol Trans Jawa dinilai terlalu mahal. Akibatnya, para pengusaha logistik kembali menggunakan jalan Nasional untuk kelancaran bisnis mereka.

"Tarif tol trans Jawa bisa mencapai Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta rupiah. Ini tentu membuat para pengusaha logistik menjerit. Mereka sudah lakukan protes kepada pemerintah," ungkap Suhendra dalam pernyataan pers seperti dilansir Tempo pada Jumat (8/2). "Pemerintah melalui kementerian yang berwenang berupaya merevisi besaran tarif. Ini bukti pemerintah mengakui tarif tol Trans Jawa kemahalan."


Suhendra juga menjelaskan jika tarif tol Trans Jawa di Indonesia merupakan yang termahal di ASEAN atau Asia Tenggara. Pria yang merupakan Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum pada tahun 2005-2009 ini menyebutkan beberapa harga tol di negara-negara tetangga yang dinilai lebih murah.

Menurut datanya, tarif tol dir Singapura hanya mencapai Rp778/km, Malaysia Rp492/km, Thailand kisaran Rp440/km, Vietnam kisaran Rp1.200/km, dan Filipina Rp1.050/km. Sementara itu, tol Trans Jawa di Indonesia mencapai Rp 1.300/km hingga Rp 1.500/km.

Sejumlah efek negatif dari tol Trans Jawa juga disebutkan oleh Suhendra. Di antaranya berupa kurangnya produksi lantaran berkurangnya lahan petani. Selain itu, ada juga dampak yang dirasakan pengusaha UMKM di Pantura Jawa.

"Saya mendengar testimoni dari para pengusaha batik di Pekalongan, mereka sudah banyak mengeluh karena omset menurun sejak tol Trans Jawa beroperasi tersambung," lanjut Suhendra. "Keluhan semacam ini merupakan koreksi dan kritik atas kebijakan pemerintah dalam mengunggulkan infrastruktur khususnya jalan tol."

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru