Jusuf Kalla Soal Pernyataan Prabowo Beri Pensiunan ke Koruptor: Orang Baik Saja Enggak Dikasih
Nasional

Dalam kampanye akbarnya di GBK pada Minggu (7/4), Capres Prabowo menyampaikan bahwa cara untuk membuat koruptor bertobat adalah dengan memberikan uang pensiunan.

WowKeren - Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, sempat menawarkan langkah untuk membasmi budaya korupsi di Indonesia. Langkah tersebut diungkapkan Prabowo dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno (GBK) pada Minggu (7/4).

Menurut Prabowo, cara untuk membuat koruptor bertobat ialah dengan memberikan uang pensiunan. Dana tersebut diambil dari sebagian hasil korupsi mereka sendiri.

"Bolehlah kita sisihkan untuk pensiun, boleh enggak? Untuk dia pensiun? Berapa? Kita tinggalin berapa? 5 persen? 5 persen? 3 persen? Enggak boleh?" ujar Prabowo, Minggu. "Kami panggil koruptor-koruptor itu, kita akan minta tobat dan sadar (agar tak korupsi lagi). Kalau mereka tobat, kita terima kembali sebagai saudara kita."

Menanggapi pernyataan Prabowo, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun memberikan responnya. Menurut Jusuf Kalla, Prabowo tidak serius. Pasalnya, banyak orang-orang baik yang bukan koruptor tidak diberi dana pensiun.


"Orang yang baik-baik saja enggak dikasih pensiunan," tutur Jusuf Kalla di kantornya di Jakarta Pusat, Selasa (9/4). "Saya kira Pak Prabowo itu bergurau saja."

Meski demikian, Jusuf Kalla enggan menilai apakah pernyataan tersebut berlebihan atau tidak. Menurutnya, hal tersebut tidak perlu diucapkan pada saat kampanye. "Ya hanya bergurau, artinya tidak perlu," tutur Jusuf Kalla.

Di sisi lain, pernyataan Prabowo ini sempat mendapatkan tanggapan dan kritik dari banyak pihak. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) misalnya, menilai bahwa tidak ada kompromi bagi tindak pidana korupsi.

Sementara itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno telah menjelaskan maksud pernyataan tersebut. Menurut juru debat BPN, Ahmad Riza Patria, pernyataan tersebut justru menunjukkan karakter Prabowo sebagai seorang pemaaf.

"Jadi maksud Prabowo itu, karakternya beliau ini kan sebetulnya pemaaf, dia minta, ini kan ke belakang banyak koruptor. Koruptor-koruptor itu diminta tobat. Nah setelah diminta tobat, ya tentu kalau dia tobat harus mengungkapkan berapa banyak korupsinya dan sebagainya," tutur Riza dilansir detikcom pada Selasa. "Nah bisa saja nanti ada satu mekanisme kalau tobat, menyerahkan (korupsinya), misalnya si A kalau korupsi Rp 10 M, Rp 100 M, atau mungkin sampai triliunan. Ya tobat kan menyerahkan uangnya kepada negara."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru