Jusuf Kalla Prihatin Kasus Novel Baswedan Tak Kunjung Terungkap: Wajar Saja Dia Kecewa
Nasional

Kasus teror penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK, Novel Baswedan, yang terjadi 2 tahun lalu hingga kini masih belum terungkap. Jusuf Kalla pun memberikan komentarnya.

WowKeren - Hari ini merupakan peringatan 2 tahun kasus teror penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Meski telah lama terjadi, kasus tersebut hingga kini masih belum menemukan titik terang.

Wakil Presiden Jusuf Kalla pun ikut angkat bicara mengenai kasus Novel. Jusuf Kalla mengaku bahwa dirinya ikut prihatin terhadap aksi teror yang tak kunjung terungkap tersebut.

Meski demikian, Jusuf Kalla juga mengakui bahwa memang tidak mudah untuk mengungkap kasus ini. Polri sendiri dinilai belum mencapai hasil yang maksimum.

"Ya mudah-mudahan setelah habis pemilu ini bergerak lagi," ujar Jusuf Kalla di Istana Wapres dilansir detikcom, Rabu (10/4). "Kita juga prihatin. Bahwa Novel kecewa itu wajar saja. Tapi mencari bukti-bukti juga kan bukan pekerjaan yang mudah."

Meski bukanlah pekerjaan mudah, Jusuf Kalla meminta publik mempercayakan kasus ini kepada pihak berwajib. Ia yakin bahwa Polri akan bekerja secara profesional.


"Walaupun pekerjaan yang sulit, kalau kita lihat Densus yang sulit-sulit pun dapat ditangkap," jelas Jusuf Kalla. "Mudah-mudahan ini juga bisa dapat."

Tak hanya kasus Novel saja, Jusuf Kalla juga berharap aksi teror yang menimpa sejumlah mantan dan pimpinan KPK lain dapat segera terungkap. "Ya mudah-mudahan lah (segera terungkap). Tapi itu bukan hanya di Indonesia. Justru kalau di Hong Kong antara polisi dan KPK-nya yang baku tembak," ujar Jusuf Kalla.

Diketahui, Polri telah membentuk Tim Gabungan khusus untuk menangani kasus Novel pada awal Januari 2019 lalu. Namun, Tim Gabungan tersebut justru diragukan oleh Novel sendiri.

Pasalnya, menurut Novel, untuk mengungkap penyerangnya yang dibutuhkan bukanlah tim penyelidik. Melainkan tim yang mampu mengungkap fakta dibalik penyerangan tersebut.

"Kami meminta untuk dibentuk tim gabungan pencari fakta," kata Novel saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (15/1). "Bukan tim penyelidik dan penyidik. Bedanya apa dengan tim yang sebelumnya?"

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait