Nasdem Ungkap Sejumlah Kejanggalan Terkait Penemuan Surat Suara Tercoblos di Malaysia
Nasional

Pihak Nasdem menilai ada sejumlah kejanggalan terkait video penemuan surat suara tercoblos di Malaysia yang memang sengaja dilakukan untuk mendelegitimasi KPU.

WowKeren - Penemuan surat suara tercoblos di Malaysia cukup menggemparkan publik. Temuan itu bahkan membuat pihak Komisi Pemilihan Umum turun tangan langsung dengan mengirimkan dua orang komisionernya ke Negeri Jiran.

Sejumlah partai politik pun ikut menanggapi temuan ini, salah satunya Partai Nasdem. Nasdem menilai ada keganjilan terkait penemuan surat suara yang sudah tercoblos atas nama pasangan Joko Widodo alias Jokowi-Ma'ruf Amin dan Caleg Partai Nasdem.

Ketua DPP Nasdem Willy Aditya menjelaskan bahwa pada dasarnya ada tiga metode dalam pemungutan suara di Malaysia. Ketiga cara yang dimaksud adalah melalui TPS, Kotak Suara Keliling (KSK), hingga via amplop.

Terkait video viral baru-baru ini, Willy menilai bahwa itu adalah surat suara yang akan dikirim lewat pos. "Video yang viral soal suara yang tercoblos jika diamati sepintas adalah surat suara yang akan dikirim dengan pos," kata Willy melalui keterangan pers, Jumat (12/4).


Baginya, ada satu keganjilan yang ada dalam video tersebut. Ia menyoroti amplop yang menurutnya belum terkirim namun sudah dicoblos. "Logikanya jika amplop sampai ke tangan penerima tentu akan muncul persoalan," tutur Willy.

Tak berhenti sampai di situ, ia juga meragukan jika surat suara bisa beredar dalam jumlah besar di luar. Sebab, di Malaysia juga sudah ada lembaga-lembaga yang bertugas melakukan pengawasan seperti Panwaslu Luar Negeri, PPLN, hingga pihak keamanan kedutaan besar. Dalam video yang beredar, temuan surat suara itu terjadi di dalam ruko.

"Keganjilan lain adalah," lanjut Willy. "Bagaimana mungkin surat suara dalam pengawasan PPLN, Panwas Luar Negeri, dan pihak keamanan di Kedubes bisa keluar dalam jumlah cukup besar ke sebuah ruko kosong ke wilayah yuridiksi di luar kedutaan Indonesia."

Menurut Willy, kejadian ini memiliki unsur kepentingan politik yang bertujuan untuk mendelegitimasi KPU maupun Bawaslu sebagai lembaga penyelenggara Pemilu. Sebab, dalam video tersebut seakan-akan ruko kosong ditemukan seseorang lalu diviralkan.

"Fakta ini beriringan dengan fakta di berbagai survei," jelas Willy. "Menjelang 17 April kubu Prabowo-Sandi telah kalah oleh Jokowi-Ma'ruf Amin."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru