Ketahui Penularan, Gejala hingga Pencegahan Penyakit Cacar Monyet yang Muncul di Singapura
Health

Cacar monyet bersifat endemik di Afrika Barat dan Tengah. Kasus ini biasanya ditemukan di desa dekat hutan hujan tropis yang memungkinkan kontak dengan hewan. Ketahui penularan, gejala serta pencegahannya di sini!

WowKeren - Warga Singapura tengah digemparkan dengan kasus cacar monyet. Masyarakat Indonesia pun ikut was-was lantaran jarak Singapura yang tak terlalu jauh, apalagi banyak warga Tanah Air yang berlibur ke negara tersebut.

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengidentifikasi kasus cacar monyet pertama pada Selasa (8/5) lalu. Seorang pria asal Nigeria kini berada di dalam masa karantina di National Centre for Infestious Diseases (NCID)MOH (Ministry of Health).

Sebelum datang ke Singapura, pasien tersebut hadir dalam acara pernikahan keluarganya. Ia mengonsumsi daging hewan liar yang kemungkinan mengandung virus cacar monyet.

Cacar monyet bersifat endemik di Afrika Barat dan Tengah. Kasus ini biasanya ditemukan di desa dekat hutan hujan tropis yang memungkinkan kontak dengan hewan. Nah, terkait penularan cacar monyet lainnya, yuk simak di bawah ini!

1. Cara Penularan Cacar Monyet

Virus cacar monyet ditularkan pada manusia melalui hewan. Umumnya, penularan diakibatkan kontak dengan hewan terinfeksi, seperti tikus atau hewan pengerat lain. Jadi, enggak selalu dari monyet, ya.

Namun, penularan dari manusia ke manusia juga dapat terjadi lewat kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, luka pada kulit penderita atau objek yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita. Maka dari itu, penderita cacar monyet harus segera ditangani dan diisolasi.

Situs resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menulis bahwa penularan pada manusia sangat terbatas. Transmisi melalui partikel cairan pernapasan membutuhkan kontak antarmuka jangka panjang sehingga penyakit ini biasanya menular kepada anggota keluarga.

Lalu, apa saja sih gejala cacar monyet? Simak di bawah ini, ya.

2. Gejala Cacar Monyet Mulai dari Periode Invasi

Sebelum menunjukkan gejala yang berarti, cacar monyet akan diawali dengan periode inkubasi selama 6-16 hari. Kemudian, masuk dalam periode invasi.


Pada periode ini, pasien akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala yang intens, pembengkakan nodus limfa atau limfadenopati, nyeri punggung, nyeri otot dan kekurangan energi. Selain itu, akan muncul ruam pada kulit.

3. Periode Erupsi Kulit

Cacar Monyet

Ruam pada kulit akan muncul 1-3 hari setelah demam dimulai. Ruam muncul dari area wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. 95% kasus cacar monyet menunjukkan wajah pasien akan menjadi bagian yang paling banyak mengalami ruang, disusul dengan telapak tangan dan kaki dengan 75% kasus.

Tak hanya itu, ruam ini bermula dari luka datar di area membran mukosa oral (70% kasus). Luka juga terjadi pada area kelamin (30%), kelopak mata (20%) dan kornea atau bola mata.

Luka kemudian akan berevolusi menjadi lepuhan kecil berisi cairan, bintil dan akhirnya kerak. WHO menuliskan bahwa untuk menghilangkan kerak tersebut sepenuhnya, diperlukan setidaknya waktu tiga minggu, meskipun pasien telah menjalani perawatan untuk cacar monyet. Sebelum ruam menghilang, pasien akan menunjukkan kembali gejala khas cacar monyet, yakni pembengkakan nodus limfa.

4. Pencegahan Cacar Monyet

Hingga saat ini, belum ada perawatan atau vaksin untuk menangani cacar monyet. Studi menunjukkan bahwa vaksin variola 85% efektif dalam mencegah cacar monyet. Sayangnya, vaksin ini sudah tidak diproduksi untuk khalayak umum menyusul eradikasi variola global.

Dilansir dari Kompas, cara terbaik untuk menghentikan penyebaran cacar monyet hanya dengan mencegah infeksinya. WHO menghimbau pada pihak yang berwenang untuk meningkatkan kesadaran akan faktor risiko cacar monyet dan cara untuk mengurangi paparan terhadap virus ini. Pemerintah juga dituntut untuk mengidentifikasi kasus baru secepatnya sebagai upaya untuk menghentikan wabah.

Masyarakat diminta untuk mengurangi transmisi hewan ke manusia agar infeksi dapat dicegah. WHO juga meminta agar masyarakat yang berada di daerah endemik untuk menghindari kontak dengan primata dan hewan pengerat. Gunakan pula pakaian pelindung, seperti sarung tangan ketika bersentuhan dengan hewan yang diduga membawa virus cacar monyet.

Sementara itu, untuk mencegah penularan antar manusia, hindari kontak fisik dekat dengan orang-orang yang terinfeksi cacar monyet. Gunakan pakaian yang melindungi bagian tubuh ketika merawat mereka dan cuci tangan setelahnya.

(wk/nris)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru