Petani Harap Gubernur Jatim Khofifah Mampu Yakinkan Jokowi Setop Impor Garam
Nasional

Harga garam yang tak sampai Rp 1.000 per kilogramnya dikeluhkan sejumlah petani lokal di Madura. Pengamat menilai anjloknya harga garam merupakan imbas dari kebijakan impor dari pemerintah.

WowKeren - Anjloknya harga garam lokal masih dikeluhkan oleh para petani. Sejumlah kelompok yang tergabung dalam Forum Petani Garam Madura (FPGM) berharap agar pemerintah mau menaikkan harga garam yang sangat rendah.

Mereka menggelar doa agar pemerintah pusat memberhentikan aktivitas impor garam yang dianggap merugikan petani lokal. Doa tersebut digelar sebelum Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menemui Presiden Joko Widodo.

Mereka berharap agar dalam pertemuan tersebut, Khofifah mampu menyampaikan ke presiden apa yang menjadi keluhan petani selama ini. "Yang diharapkan petani soal harga garam yang layak, tidak ada yang lain," ucap Ketua Asosiasi Petani Garam Kabupaten Sampang, Mohammad Yanto, dilansir dari Antara, Rabu (24/7).


Sebelumnya, para petani garam di Kabupaten Sampang berencana menggelar aksi unjuk rasa di Gerbang Tol Suramadu. Namun, aksi ini urung digelar karena Khofifah ingin bertemu Jokowi untuk membicarakan masalah ini. Oleh sebab itu, para petani garam akan menunggu hasilnya hingga sepuluh hari ke depan. Jika tak kunjung ada kejelasan, maka petani akan menggelar aksi.

"Kami disuruh menunggu selama 10 hari oleh Ibu Khofifah dan Bupati se-Madura," tegas Yanto. "Sebetulnya hari ini, kita bersiap untuk berangkat dan menggelar aksi di Suramadu, namun gagal. Sebagai pengganti kekecewaan, di sini kami menggelar doa bersama."

Sementara itu, aktivis sosial Edy Susanto menilai bahwa anjloknya harga garam merupakan buntut dari kebijakan impor yang membuat harga garam lokal mengalami penurunan harga. Dikatakan Edy, harga garam impor yang lebih murah akan membuat para pemain di industri skala besar beralih dari garam rakyat ke garam impor.

"Harga garam impor yang lebih murah ini tentu akan menguntungkan kelompok industri besar," kata Edy masih dilansir dari Antara. "Karena ada keterpautan harga antara garam impor dan lokal. Mereka tidak akan memilih atau menyerap garam rakyat."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait