Demo Manokwari Rusuh Berujung Pembakaran Fasum, Polisi Upayakan Negosiasi
Twitter/FreeWestPapua
Nasional

Demo besar-besaran terjadi di Manokwari menanggapi insiden pengepungan mahasiswa Papua di Surabaya pada Jumat (16/8) malam. Demo tersebut menyebabkan ibu kota Papua Barat lumpuh total.

WowKeren - Insiden pengepungan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya berbuntut panjang. Sekelompok massa menggelar aksi demo besar-besaran di Manokwari menanggapi peristiwa tersebut.

Unjuk rasa tersebut berujung rusuh. Massa bahkan merusak sejumlah kendaraan dan membakar fasilitas umum. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan bahwa situasi sempat kondusif saat pagi namun massa kembali mengamuk.

"Tadi pagi sudah kondusif situasi," kata Dedi dilansir dari Detik, Senin (19/8). "Sudah berhasil komunikasi tapi agak siang sedikit mereka ada bakar-bakaran dan perusakan fasum, kendaraan."

Aksi tersebut mengakibatkan aktivitas lalu lintas di Manokwari lumpuh total lantaran massa memblokade jalan raya. "Hampir semua titik-titik jalan, perempatan jalan di Manokwari diblokir sama komunitas masyarakat dan mahasiswa. Mahasiswa ini di pusat kota, tapi di pinggirannya banyak jalan diblokir," jelas Dedi.


Meski demikian, polisi tetap mengedepankan upaya-upaya persuasif untuk meredakan demo tersebut. "Kami melakukan negosiasi dulu dengan mahasiswa dan tokoh masyarakat di sana," lanjut Dedi.

Ia meminta pada masyarakat untuk membuka blokade jalan. "Hasil negosiasi tadi untuk masyarakat tidak melakukan tindakan anarkis tapi masih memblokade jalan. Ini masih diupayakan blokade dibuka. Kami selalu mengedepankan soft approach," tegasnya.

Sementara itu, Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak turun langsung ke lapangan untuk melakukan pendekatan pada para demonstran. Ia mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di Surabaya memang memprihatinkan.

"Saya datang ke sini untuk bersama adik-adik sekalian," kata Nahak di depan massa. "Apa yang terjadi di Jawa sana saya yakin memang menyakiti hati kawan-kawan semua. Saya pun ikut merasakan sebagai orang yang bertugas di sini."

Meski demikian, bukan berarti tindakan semacam demo membakar fasum bisa dibenarkan. "Saya hanya berharap satu, bahwa kita tidak melakukan pengrusakan atau pemukulan terhadap siapa pun. Ini saya minta adik-adik semua orang terpelajar yang paham betul kalau melakukan itu akan buat suasana makin tidak lebih baik," lanjut Nahak.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait