Ini Kata Polisi Soal Misteri Bunyi Peluit yang Terdengar Sebelum Penusukan Wiranto
Nasional
Wiranto Diserang

Sebelumnya, beredar isu liar yang menyebut bahwa insiden penusukan Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang hanyalah rekayasa lantaran ada bunyi peluit yang dianggap sebagai 'aba-aba' pelaku.

WowKeren - Kasus penusukan yang dialami oleh Menko Polhukam Wiranto rupanya menimbulkan sejumlah isu liar. Beberapa pihak menilai bahwa ada rekayasa di balik kasus tersebut.

Isu liar rekayasa tersebut salah satunya juga berkembang dari bunyi peluit yang terekam dalam penusukan Wiranto. Bunyi peluit tersebut dinilai sejumlah pihak sebagai kode penyerangan pada Wiranto.

Video tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Twitter @IndraJPiliang. Dalam video berdurasi 10 detik tersebut, kedua pelaku tampak menyerang Wiranto usai terdengar suara peluit berbunyi.

Twitter/IndraJPiliang

Menanggapi hal tersebut, Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edi Sumardi, pun memberikan bantahan. Ia menjelaskan bahwa bunyi peluit tersebut berasal dari pengatur lalu lintas alias Polantas.


"Enggak benar, hoaks," tegas Edi dilansir Kumparan pada Senin (14/10). "Sudah dijelaskan."

Sebelumnya, Polri memang telah menegaskan bahwa tidak ada rekayasa dalam insiden penusukan tersebut. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, juga meminta agar publik tidak menyebar hoaks terkait insiden penusukan Wiranto ini di media sosial.

"Tidak mungkin ada pihak-pihak yang melakukan rekayasa terhadap hal tersebut," ujar Dedi di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (11/10). "Ini jaringannya cukup banyak, preventive strike yang dilakukan aparat kepolisian tidak berhenti sampai di sini."

Sementara itu, pengamat intelijen Ngasiman Djoyonegoro juga telah menanggapi isu rekayasa tersebut. Menurut pria yang akrab disapa Simon ini, kecurigaan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat belum benar-benar menyadari keberadaan kelompok radikal teroris di Indonesia.

"Kita semua punya kewajiban mengajak masyarakat luas untuk melawan tindakan radikalisme dan terorisme dengan memberikan wawasan edukasi literasi yang benar," ujar Simon dilansir Antara, Jumat (11/10). "Kalau ada yang menganggap ini rekayasa, 'play victim', perlu kita luruskan dan beri pemahaman secara utuh tentang bahayanya kelompok ISIS, terutama JAD."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru