Beberapa waktu belakangan Ustaz Abdul Somad kembali menjadi buah bibir masyarakat. Pasalnya sang penceramah kondang menyatakan olahraga catur sebagai aktivitas haram.
- Elvariza Opita
- Jumat, 22 November 2019 - 20:58 WIB
WowKeren - Sosok Ustaz Abdul Somad kembali menjadi sorotan publik nasional. Pasalnya sang penceramah menyatakan olahraga catur sebagai sesuatu yang haram.
"Taz, boleh nggak mau main domino? Nah dalam mazhab Hanafi mengharamkan dadu dan catur, itu menghabiskan waktu," ungkap UAS dalam kanal YouTube 'teman ngaji'. "Masa olahraga tapi bengong sampai tiga jam, aduh, mau persatuan catur nanti marah sama saya terserahlah."
Tak ayal pernyataan sang ulama pun menjadi kontroversi di kalangan masyarakat. Menanggapi polemik yang terjadi, Abdul Somad pun memberikan penjelasannya. Lewat unggahan di Instagram resminya, @ustadzabdulsomad_official pada Jumat (22/11) pagi, ia pun memberikan penjelasan seperti berikut ini.
"1. Menurut Imam an-Nawawi dari kalangan mazhab Syafi'i: Main catur itu makruh. (Tapi jika melalaikan shalat, jadi haram)," tulis Abdul Somad. "Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad: haram. Imam Malik: catur lebih jelek dari dadu, karena lebih melalaikan. (Sumber: Syarh Shahih Muslim: juz.15, hal.15)."
Lebih lanjut, Abdul Somad pun menyebut ada pihak yang mengizinkan catur karena membantu dalam membuat strategi perang. Kendati demikian ada syarat-syarat yang dipenuhi, termasuk di antaranya tidak berjudi, tidak melalaikan waktu ibadah, serta menjaga lisan dari kata-kata buruk.
"Menurut Imam Syafi'i Makruh tanzih. Menurut sekelompok ulama: haram, seperti dadu," imbuhnya. "Sumber: Fatwa-Fatwa al-Azhar. Mufti: Syaikh 'Athiyyah Shaqar."
Sebelumnya, perkara catur yang diharamkan ini sempat menuai beragam reaksi. Termasuk dari Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) yang mengklaim ada metode latihan yang jelas bagi setiap atlet catur. Sehingga kurang tepat bila sang ustaz menyebut catur sebagai olahraga haram.
Di sisi lain, Menteri Agama Fachrul Razi pun memberikan reaksi yang cukup menohok. "Halah.. kalau begitu-begitu enggak usah ditanggapi lah kalau begitu. Malu, diketawain orang banyak. Karena orang bisa lihat dari referensi manapun," ujar Fachrul di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (22/11).
(wk/elva)
