Tolak Ekspor Benih Lobster, Nelayan Ini Nekat Protes di Depan Menteri Edhy
Nasional

Berbagai langkah terus ditempuh oleh pihak yang kontra terhadap rencana Menteri KKP Edhy Prabowo untuk membuka keran ekspor benih lobster, termasuk nelayan berikut ini.

WowKeren - Langkah Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo untuk mengekspor benih lobster terus menuai kritikan pedas. Termasuk di antaranya dari kalangan nelayan, terutama yang fokus pada pembudidayaan lobster.

Tak main-main, penolakan pun siap mereka tunjukkan tepat di hadapan sang menteri. Hal inilah yang terlihat dalam kunjungan kerja Edhy ke kawasan Teluk Jukung, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada hari ini (23/12).

Dalam kesempatan itu, nelayan di Teluk Jukung dengan tegas menolak wacana pemerintah untuk mengekspor benih lobster. Mereka menyebut setidaknya ada 413 nelayan pembudidaya lobster yang bakal dirugikan jika keran ekspor dibuka.

"Kita sangat-sangat tidak setuju ada ekspor. Walaupun celahnya (untuk dikabulkan) hanya satu persen, (kami tetap tegas) itu tidak bisa," ujar Abdullah, salah satu nelayan pembudidaya lobster di daerah tersebut.


Menurut Abdullah, pembudidaya lobster bisa kompak gulung tikar apabila keran ekspor benih dibuka. Pasalnya mereka tak lagi berkesempatan membesarkan lobster hingga ukuran siap konsumsi dan dijual dengan harga tinggi. "Kalau lobster itu ke luar dari wilayah Indonesia, kita (nelayan) budi daya pasti akan gulung tikar," tutur Abdullah, dilansir Detik Finance.

Hal senada juga diungkap oleh Mahli, rekan sejawat Abdullah. Ia menyebut saat ini pihaknya sudah terdampak atas wacana dibukanya keran ekspor benih lobster.

Menurut Mahli, kini harga benih lobster yang biasa dipasok dari Lombok Tengah bisa mencapai Rp20 ribu per ekor. Padahal biasanya harga benih itu bisa ditebus dengan nominal Rp2 ribu per ekor. Kenaikan harga ini tentu berpengaruh pada modal yang dibutuhkan para nelayan pembudidaya.

"Biasanya benihnya beli di Lombok Tengah dengan harga Rp2 ribu per ekor. Sekarang Rp20 ribu per ekor, setelah diekspor kan. Sudah 2 bulanan ini," ujar Mahli. "Modalnya lebih banyak dari pada hasil, sementara kita ada pakan dan segala macam."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru